RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Di tengah terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menyampaikan kabar penyeimbang.
Dilaporkan, kenaikan daya saing Indonesia di kancah perdagangan dunia, peringkatnya meroket. Dari sebelumnya, Indonesia berada di posisi 67 dunia. Teranyar, posisinya kini bertengger 27 dunia.
Peringat tersebut, bahkan berada di atas beberapa negara di Asia bahkan Eropa. Untuk Asia, Indonesia berada di atas Malaysia dengan peringat 34. Begitu juga Jepang yang bertengger di peringat 38 dunia. Filipina dengan peringkat 52 dunia.
Posisi Indonesia, persis satu tingkat di atas Inggris yang kini menempati posisi 28 dunia. Maka Indonesia berada di posisi 27 dunia.
BACA JUGA:Disinyalir Prostitusi Terselubung, Beberapa Wanita Diusir Warga, Ditemukan Pula Kondom Berserakan
BACA JUGA:Tabrakan Keras Honda CB 150 R vs Yamaha X-Ride, Innalillahi Wainnailaihi Rojiun
Paparan Institute for Management Develompment atau IMD yang salah satunya adalah World Competitivenes Ranking atau WCR ini, turut "disitir" Kamar Dagang Industeri atau Kadin Indonesia .
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, menerangkan lansiran skoring yang diberikan terhadap Indonesia dari IMD, tetap harus disikapi dengan langkah kuda-kuda pemerintah.
Apalagi, skoring yang diberikan lembaga independen itu, merujuk pada aktivitas perekonomian suatu negara dalam sirkulasi bisnis dunia yang melibatkan banyak negara serta dipengaruhi pula oleh banyak faktor.
Maka Kadin mengatakan, walaupun Indonesia terbilang kompetitif dari soal harga barang dan ekspor, penting bagi pelaku usaha untuk tetap adaptif.
BACA JUGA:Pantarlih Sudah Menyebar, Potret Pilkada Dalam 499 TPS
Khususnya, lanjut Arsjad, menyikapi kondisi pelemahan rupiah yang kini masih menjadi persoalan prinsip dalam laju peronomian nasional.
Sekadar menginformasikan, IMD merupakan lembaga akademis independen yang memiliki hubungan erat dengan bisnis dan fokus kuat pada dampak. Melalui Pendidikan Eksekutif, MBA, MBA Eksekutif, dan kerja konsultasi, lembaga ini turut andil membantu para pemimpin dan pembuat kebijakan menavigasi kompleksitas dan perubahan.
Lembaga ini pun mengklaim dukungannya atas transisi menuju model baru yang menyeimbangkan kemakmuran dan pertumbuhan dengan keberlanjutan ekologi dan inklusi sosial. Keberlanjutan dan keragaman, kesetaraan, dan inklusi.