RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kasus demam berdarah dengue (DBD) berhasil diturunkan sekitar 35 persen pada 2023 dan awal 2024.
Kendati demikian, pada minggu ke-22 2024, kasus DBD kembali mengalami kenaikan mencapai 119.709 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menyampaikan angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan total kasus DBD pada 2023 yang mencapai 114.720 kasus.
Imran melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Selasa (18/6/2024) mengatakan meskipun kasus DBD meningkat, jumlah kasus kematian akibat DBD menunjukkan penurunan.
BACA JUGA:Tiga Warga Positif DBD, Dinkes dan Pemdes Ujung Padang Kolaborasi Fogging Mandiri
BACA JUGA:811 Warga Bengkulu Positif DBD
"Pada 2023, jumlah kematian akibat DBD mencapai 894 kasus, sedangkan pada 2024 minggu ke-22 terdapat 777 kasus kematian," kata Imran.
Kunci penangananya, menurutnya seperti di Provinsi DKI Jakarta, begitu terdeteksi demam berdarah langsung masuk rumah sakit untuk diopname. Karena kalau pulang akan susah dilakukan monitoring.
Imran menjelaskan, berdasarkan data distribusi kasus DBD sesuai kelompok umur dalam tiga tahun terakhir, kelompok usia 15-44 tahun merupakan kelompok yang paling banyak terkena DBD dalam tiga tahun terakhir.
Sedangkan, untuk kasus kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir, kelompok umur 5-14 tahun merupakan yang paling rentan.
BACA JUGA:Gerakan PSN Berhasil Turunkan Kasus DBD di Mukomuko
BACA JUGA:Lingkungan Kumuh Picu Meledaknya Kasus DBD di Mukomuko
“Kalau kita melihat dari kasusnya kita bisa lihat anak-anak memang lebih rentan untuk menjadi lebih buruk kondisinya,” kata Imran.
Pada 2024, terdapat lima kabupaten/kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi yaitu Bandung, Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
Sementara itu, terdapat lima kabupaten/kota dengan jumlah kasus dengan IR tertinggi yaitu Kendari, Gianyar, Kutai Barat, Klongkong, dan Tomohon.