Bukan saja bagi penderita demensia, namun juga bagi orang yang merawatnya, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Acap kali, terdapat kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang demensia, yang mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan dalam diagnosis dan perawatan.
BACA JUGA:Tegas! Fraksi Golkar DPRD BU: Perda Adalah Instrumen atau Pedoman Pembangunan dan Kebijakan Daerah
BACA JUGA:Evaluasi Aset, DPRD BU Minta Pemkab Benahi Lapangan Alun-alun Rajo Malim Paduko
Lantas, apa saja yang dapat yang meningkatkan risiko terkena demensia? WHO turut membeber penyebabnya. Secara umum, dipengaruhi beberapa faktor seperti:
Faktor usia. Mereka yang rentan terkena sindrom ini adalah mereka yang berusia 65 tahun atau lebih;
Komorbid juga turut memberikan andil yang cukup signifikan seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), gula darah tinggi (diabetes) hingga kelebihan berat badan alias obesitas.
Masih ada lagi, dimensia juga turut membayangi mereka yang memiliki prilaku sebagai perokok, penyuka alkohol, tidak suka olahraga, terisolasi secara sosial hingga depresi.
BACA JUGA:Brunei Darussalam, Negara Kecil Dengan Istana Besar
BACA JUGA:Sebelum Pencairan Dana Desa Tahap II, Pajak Harus Lunas!
Dari 208 CJH yang diberangkatkan ke tanah suci tahun ini, terdapat 7 orang lansia. (*)