BENGKULU.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Angka penganguran di Provinsi Bengkulu menjadi salah satu poin yang disoroti Gubernur Bengkulu Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah.
Ini diketahui dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Nakertrans), dalam rangka sinkronisasi arah kebijakan dalam penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD) 2025.
"Pembangunan bidang Nakertrans seperti dua sisi mata uang yang saling berhubungan. Dimana pergerakan sektor ketransmigrasian selalu menggunakan sektor ketenagakerjaan," ungkap Rohidin.
Hanya saja, lanjut Rohidin, dari sisi ketenagakerjaan, dari jumlah penduduk sekitar kurang lebih 1,9 juta jiwa berusia siap kerja, masih terdapat sekitar 3-4 persen pengangguran.
BACA JUGA:Komitmen Optimalkan Keterbukaan Informasi di Bengkulu
BACA JUGA:Usulan Formasi CASN 2024 Masih Berproses di Pusat
"Ini berarti masih ada sekitar 30 hingga 40 ribu jiwa pengangguran yang ada di Provinsi Bengkulu. Tentu untuk mengurangi angka pengangguran tersebut, dibutuhkan langkah-langkah konkrit," kata Rohidin.
Menurut Rohidin, langkah yang perlu diambil guna mengurangi pengangguran, petama yakni mencari tahu penyebab hingga masih terjadinya pengangguran.
"Kalau penyebabnya karena faktor rendahnya kompetensi dan skill, maka perlu dibuatkan program untuk meningkatkan kompetensi dan skill tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja," jelas Rohidin.
Sebaliknya, sambung Rohidin, jika ternyata pengangguran ini akibat kurangnya lapangan pekerjaan, maka perlu kerja sama dengan OPD teknis yang lain untuk mendorong terciptanya lapangan pekerjaan.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha 1445, Stok BBM dan LPG di Bengkulu Aman
BACA JUGA:Cek Kesehatan Hewan Kurban
"Disamping itu, juga perlu membuat program magang di perusahaan-perusahaan yang ada, begitu juga kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa agar setelah lulus memiliki bekal keahlian," ujar Rohidin.
Rohidin menambahkan, tidak kalah pentingnya mencari tahu program-program dari pemerintah pusat, seperti pelatihan-pelatihan bagi tenaga kerja.
"Di sinilah bentuk menyinergikan dan mengkolaborasikan, sehingga membentuk suatu gerakan. Yakinlah angka pengangguran itu bisa diatasi. Tapi itu tadi, kita juga harus berani memasang target," tambah Rohidin.