Kementerian ESDM Tetapkan ICP USD79,8 Perbarel pada Mei 2024

Foto udara anjungan lepas pantai lapangan Bekapai Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan Timur. -ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan.

Harga Rata-Rata Minyak Mentah (Indonesian Crude Price/ICP) untuk Mei 2024 sebesar USD79,78 perbarel. 

Seperti dilansir laman Kementerian ESDM, Selasa (4/6/2024), penetapan tersebut dilakukan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 261.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Mei 2024 tanggal 3 Juni 2024.

Adapun ICP pada Mei ini turun dari ICP bulan April sebesar USD 87,61.

BACA JUGA:Pengaruh Pasar Internasional, Ini Harga Minyak Mentah Indonesia per Maret 2024

BACA JUGA:Capaian Terbesar Produksi Minyak Mentah di Tangan Anak Bangsa

Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional antara lain dipengaruhi oleh berkurangnya Premium Risk atas faktor geopolitik, seiring dengan memudarnya kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah dan tidak terganggungya pasokan minyak mentah global.

"Selain itu, beberapa faktor lainnya adalah tingginya suku bunga dan inflasi yang menekan permintaan konsumen dan industri, terutama di Eropa, pada saat pasokan meningkat dari produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat. Di samping itu, OPEC merevisi turun proyeksi peningkatan minyak dunia kuartal 2 (dua) 2024 pada publikasi Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya untuk kuartal 2 (dua) tahun 2024 sebesar 0,08 juta barel per hari, menjadi 103,75 juta barel per hari," ujar Agus di Jakarta, Selasa (4/6).

Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mintah Mei 2024 adalah akibat ketidakpastian perekonomian Amerika Serikat, yang dipicu penundaan penurunan tingkat suku bunga sentral Amerika Serikat untuk meredam inflasi.

Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, dan berpotensi menurunkan permintaan minyak mentah Amerika Serikat.

BACA JUGA:Koperasi Inovac Ekspor Minyak Nilam Aceh Senilai Rp 1 Miliar Ke Prancis

BACA JUGA:Memacu Performa Industri Minyak Atsiri

"Terdapat pula kekhawatiran pasar akan keseimbangan supply-demand menyusul rencana Departemen Energi AS untuk mengeluarkan 10 juta barel cadangan gasoil di musim panas, yang juga mempengaruhi penurunan harga minyak mentah. Menguatnya nilai tukar dolar AS terdapat mata uang lain juga menyebabkan penurunan harga," imbuh Agus.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh berkurangnya volume minyak mentah yang diproses oleh sejumlah kilang di Asia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan