MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pemerintah Kabupaten Mukomuko terus berusaha akan mengendalikan permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan sawit yang terjadi di sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Mukomuko.
Karena kalau masalah itu tidak segera dihentikan, maka dapat mengancam produksi gabah di Kabupaten Mukomuko merosot.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriyani Ilyas, SPt ketika dikonfirmasi meminta. Kepada seluruh pihak agar dapat bersama-sama menghentikan aktivitas alih fungsi lahan pertanian yang sekarang masih dilakukan oleh sebagian warga.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Air Manjunto, Kecamatan Lubuk Pinang, dan sejumlah kecamatan yang lainnya.
BACA JUGA:KPU Mukomuko Masih Menunggu Jadwal Perekrutan Pantarlih Pilkada 2024
BACA JUGA:Peluncuran Maskot Pilkada, KPU Mukomuko Datangkan Band Gigi
"Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan harus segera dihentikan demi ketahanan pangan daerah dan nasional," kata Fitri.
Ia juga menyatakan, dari hasil investigasi di lapangan. Alih fungsi lahan pertanian pangan yang dilakukan oleh sejumlah warga itu, dilatarbelakangi beberapa faktor.
Namun faktor yang sangat dominan, yaitu tidak tersedianya jaringan irigasi. Selama ini, kata Fitri, pemilik lahan sudah cukup sabar.
Mereka menanam padi di atas lahan mereka dengan mengandalkan air hujan. Namun karena cuaca di daerah tidak menentu. Maka petani sering gagal panen karena ketersediaan air tidak cukup.
BACA JUGA:Capaian PAD Mukomuko Rendah, Biang Keroknya Perda Belum Disahkan
BACA JUGA:Pembangunan Jembatan Lubuk Silandak Dikerjakan Dua Tahap
"Dengan kondisi itulah meraka berganti tanaman dari padi ke sawit. Saya juga tidak menyalahkan petani, karena ini mereka lakukan karena kondisinya tidak mendukung. Dan inilah menjadi pekerjaan kita bersama agar alih fungsi lahan tidak terus meluas," ujarnya.
Fitri juga menjelaskan, fenomena alih fungsi lahan pertanian tidak hanya merugikan petani dan masyarakat pedesaan.
Karena hal ini dapat mengancam kemandirian ketahanan dan kedaulatan pangan.