Memang anaknya termasuk tipe yang pendiam. Hanya saja kesepian akan menjadikan hatinya bertambah larut.
“Kau tahu, Nak. Harapan terbesar ibu adalah suatu saat nanti kau dapat bahagia dengan pasangan hidup kelak ...”
Seketika pemuda itu terdiam. Sejenak lamunannya amat panjang mengingat cinta pertamanya dulu saat masih di bangku sekolah.
Memang takdir jodoh tidak dapat disalahkan. Sebagai pengobat hatinya itulah dirinya memutuskan pergi merantau demi melupakan kesepian dalam hatinya.
BACA JUGA:Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Melesat ke Peringkat 22 Dunia
BACA JUGA:Meriahkan IIMS Surabaya 2024, PLN Perkuat Dukungan Infrastruktur Kendaraan Listrik
Cinta tidak dapat disalahkan jika ia telah menemukan
Bahagia tercipta dari cinta
Pun kesedihan, cinta pulalah yang mendera
Aku pergi demi menjaga hati
Demi hati yang suatu saat akan kujaga
BACA JUGA:Disorot KPK, Bakal Ada Sistem Baru Terkait Gaji ASN
BACA JUGA:Dalami Perkara 20 Persen, Seluruh Pejabat OPD Bakal Dipanggil Jaksa
Ibunya begitu paham bahwa anaknya tengah menjaga hati. hampir setiap apa yang dirasakan oleh Putra selalu diceritakan padanya. Memang nasib tiada yang tahu.
Setelah memutuskan merantau demi menghilangkan bayang-bayang cinta pertamanya, di saat itulah keputusannya pergi jauh mengajarkan dirinya untuk menerima keadaan.
***