Ada satu tektek, satu kecoran, dan satu tanding. Satuan dasar pembagian air bagi subak adalah tektek, yaitu bahasa Bali yang berarti cecah atau ukuran lebar suatu alat pembagian air terbuat dari batang kayu.
Di sana juga terdapat koleksi miniatur rumah tradisional petani Bali untuk satu keluarga.
Bangunan tersebut dibuat berdasarkan Asta Kosala-Kosali, yang merupakan pengetahuan arsitektur tradisional Bali yang berisi cara penataan lahan untuk tempat tinggal dan bangunan suci yang ada di Bali sesuai dengan landasan filosofis, etis, dan ritual dengan memperhatikan konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, hari baik membangun rumah, serta pelaksanaan yadnya.
BACA JUGA:Mengungkap Keindahan Surga Kecil di Ranu Darungan
BACA JUGA:Tahun Depan, DKP Bengkulu Rencanakan Buat 23 Rumpon Ikan
Untuk bisa melihat beragam koleksi yang terdapat pada ruang pameran Museum Subak, pengunjung bisa berkunjung pada hari Senin sampai dengan Kamis di jam 8.00--15.30 Wita dan pada Jumat jam 8.00--12.30 Wita.
Sejak dibuka, Museum Subak banyak dikunjungi oleh wisatawan dari mancanegara maupun domestik, serta terdapat juga kunjungan dari pelajar dan juga masyarakat umum.
Kepala UPTD Museum Subak Si Putu Putra Eka Santi mengungkapkan bahwa yang berkunjung ke Museum Subak ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan muda hingga lanjut usia.
Bagi kalangan muda, Museum Subak dijadikan sebagai wadah untuk menggali nilai-nilai sejarah yang ada pada zaman dahulu melalui koleksi yang dipamerkan. Bagi kalangan lanjut usia, Museum Subak juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk bernostalgia.
BACA JUGA:Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Melesat ke Peringkat 22 Dunia
BACA JUGA:Meriahkan IIMS Surabaya 2024, PLN Perkuat Dukungan Infrastruktur Kendaraan Listrik
Museum Subak ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik pada saat hari-hari libur sekolah, pertengahan tahun, dan akhir tahun.
Sementara wisatawan mancanegara disesuaikan dengan iklim, situasi, dan kondisi di negara asal mereka.
Harga tiket masuk ke Museum Subak per orang, untuk wisatawan asing dewasa Rp15.000 dan anak-anak Rp10.000. Sedangkan untuk wisatawan domestik dewasa Rp10.000 dan anak-anak Rp5.000.
Museum Subak menjadi sarana bagi generasi selanjutnya untuk mengenal bagaimana sistem dari Subak itu, mengenal berbagai macam alat pertanian yang digunakan oleh petani Bali dari dulu hingga kini.
Tujuannya agar kearifan lokal secara turun temurun dapat dilanjutkan dan dilestarikan sehingga apa yang dulunya telah dirintis tidak punah.