Rumah tersebut bersambung dengan sebuah bangunan lagi dengan bentuk memanjang layaknya sebuah gudang.
BACA JUGA:Wajib Coba! Ini Manfaat Mandi Air Laut Pada Sore Hari Bagi Kesehatan
BACA JUGA:BPH Migas Ajak Masyarakat Awasi BBM Bersubsidi
Dalam hati Badri dia yakin sebentar lagi bangunan itu akan dipenuhi api yang bergejolak serta asap tebal hitam yang membumbung ke udara.
Di sudut sebelah kiri halaman rumah, Badri melihat ada sebuah gardu Satpam dalam keadaan kosong dan diterangi oleh bola lampu pijar lima watt.
Aneh pikir Badri. Rumah seperti ini gardu Satpamnya kosong. Mungkin satpamnya lagi ke toilet atau tidak masuk kerja karena sakit ataupun sedang libur.
Badri menyelidiki situasi sekitar bangunan dari luar. Kemudian dia langsung menyusuri tembok yang ada di samping bangunan dan berbelok ke arah tembok yang berada di belakang bangunan.
BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi, PPSDM Migas Gelar Pelatihan Gratis
BACA JUGA:ICA Chef Expo 2024, Promosikan Kuliner Nusantara Mengandung B2SA
Suara serangga malam terus meringkik menghiasi malam yang sunyi. Dada Badri terasa panas, darahnya mendidih saat dia ingat kejadian yang telah menghilangkan nyawa ibunya.
Atas desakan perasaan itu keinginannya untuk membumihanguskan gudang kembang api dan pemiliknya semakin bernafsu.
Besok awal tahun baru masyarakat Kota Pinang akan gempar dengan berita hangusnya gudang kembang api bersama pemiliknya, Tauke Aliong.
Tapi ada satu hal yang terlepas dari pemikiran Badri, bahwa seorang pengusaha seperti Touke Aliong tidak hanya memiliki satu rumah. Dia memiliki rumah lain yang secara bergantian dia tempati sekehendak hatinya.
BACA JUGA:Penyusunan Peraturan Desa Air Muring, Tim Kemenkumham Bengkulu Bakal Turun Gunung
BACA JUGA: Penanganan Darurat, Warga 3 Desa Gotong Royong Perbaiki Jalan Berlumpur
Dari tembok belakang ada sebuah pintu kecil terbuat dari besi yang dirangkai menjadi petak-petak kecil. Badri memanjat pintu pagar itu secara perlahan-lahan dengan kaki dan tangannya yang kekar.