Badri terus manggil ibunya dengan suara yang sangat memilukan hati para tetangga-tetangganya yang menyaksikan kejadian itu.
Badri sadar bahwa setiap dia pulang bertugas ibunya selalu sudah tidur di atas dipan kayu dengan kasur kapuk.
Ibunya yang sudah berumur tujuh puluh lima tahun itu memang lebih suka kasur kapuk ketimbang kasur busa. Alasannya kasur busa panas dan menimbulkan gerah di tubuh tuanya.
Dalam keadaan tegang dan panik Badri berniat menerobos api untuk menemui ibunya di dalam rumah.
BACA JUGA:Wajib Coba! Ini Manfaat Mandi Air Laut Pada Sore Hari Bagi Kesehatan
BACA JUGA:BPH Migas Ajak Masyarakat Awasi BBM Bersubsidi
Tapi Pak RT cepat menarik tangan Badri agar Badri mengurungkan niatnya menerobos kobaran api. Sebab jika itu dilakukan, akan sangat berbahaya bagi keselamatan Badri.
Setelah anggota pemadam kebakaran datang mereka langsung memadamkan api dengan air yang keluar dari selang yang terhubung dengan tanki air di mobil.
Saat api padam, Badri berteriak histeris sambil duduk tersungkur menyaksikan rumahnya tinggal puing-puing yang sudah hangus terbakar.
Dan yang paling memilukan hati Badri ketika melihat wanita tua melahirkannya sudah gosong di bawah reruntuhan papan dan kayu yang sudah menjadi arang.
BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi, PPSDM Migas Gelar Pelatihan Gratis
BACA JUGA:ICA Chef Expo 2024, Promosikan Kuliner Nusantara Mengandung B2SA
Air matanya mengalir tak terbendung menetes di atas tanah tempat dia menangisi nasib ibunya. Hingga kapanpun kejadian yang menghilangkan nyawa satu-satunya wanita tua yang paling disayanginya itu takkan pernah sirna dari kehidupan Badri.
Hasil penyelidikan dari Tim Polsek yang menangani kasusnya, kebakaran itu disebabkan oleh percikan api yang berasal dari kembang api yang ditembakkan pada malam tahun baru.
Namun tidak dapat diketahui dengan pasti siapa yang telah menembakkan kembang api ke rumah Badri.
Sebab pada setiap malam pergantian tahun banyak anak-anak dan orang dewasa yang kekanak-kanakan bermain kembang api di lingkungan sekitar tempat tinggal Badri.