RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kampanye lingkungan, agaknya sudah harus dilakukan hingga komunitas terkecil: rumah tangga.
Pandemi sampah rumah tangga, bukan tidak mungkin akan terjadi dalam waktu ke depan, ketika menilik perilaku abai yang masih rentan terjadi di lingkungan masyarakat.
LSM lingkungan Greenpeace, salah satunya yang getol menyuarakan soal isu lingkungan, baru-baru ini merilis hasil riset terbaru perihal sampah.
Bukan hanya jenis sampah yang diungkap. Tapi "produsen" sampah plastik yang dinilai menjadi perusahaan pencemar sampah terbanyak di Indonesia.
BACA JUGA:Mengenal Ombudsman, Lembaga Pemerintah yang Tak Bisa Dihukum
BACA JUGA:Seleksi CASN 2024 Ditunda Usai Pilkada. Jawaban PANRB Buat Sumringah Pegawai Non ASN Se Indonesia
Kelimanya adalah perusahaan-perusahaan yang relatif dekat di telinga masyarakat Indonesia.
Bahkan, produk-produknya yang beraneka ragam yang didominasi dengan kemasan sachet, menjadi pangkal soal kasus pandemi sampah yang kian sulit dientaskan.
Bukan tidak mungkin, bakal menjadi pandemi sosial global yang merembet ke kesehatan manusia hingga merusak alam.
Mengusung hastag: #BREAKFORMPLASTIC, jaringan gerakan aksi sosial (BFP), baru-baru ini menerbitkan laporan hasil brand audit.
Investigasi itu dilakukan sepanjang awal Triwulan Keempat Tahun 2023 hingga Awal medio Triwulan Pertama Tahun 2024.