Fahmi memandang perlu menyampaikan kasus yang terjadi, karena jaringan listrik nantinya akan berimplikasi pada keandalan pengiriman listrik kepada pelanggan.
BACA JUGA:PLN Bakal Ganti Meteran Listrik Jadi Smart Berbasis AMI. Kapan Penerapan di Bengkulu?
BACA JUGA:Ini Progres Usulan Nomor Induk ASN
"Karena pendistribusian listrik itu, dimulai dari penyulang atau Gardu Induk (GI) menuju gardu distribusi atau gardu hubung (GH) kemudian disalurkan ke pelanggan," jelasnya.
Kebutuhan keandalan listrik di pusat pemerintahan, nyatanya belum teratasi, meskipun kebutuhannya sudah disuplai dari berbagai penjuru.
Untuk diketahui, kebutuhan voltase listrik di kabupaten ini bersumber dari 3 gardu induk atau GI, plus suntikan arus dari unit yang disuplai PLN Mukomuko.
Penyuplai arus listrik di daerah tersebut adalah GI Sukamerindu dengan jarak lebih kurang 60 km dari Kota Arga.
BACA JUGA:Pascalibur Lebaran, 2.743 ASN Belum Masuk Kerja
BACA JUGA:Usai Libur Lebaran, Wabup Bengkulu Utara Pimpin Apel Gabungan
Kemudian GI Pekalongan di Kepahiang yang berjarak lebih kurang 100 kilometer, GI Tes di Lebong dengan jarak lebih kurang 70 km serta PLTD Kota Bani di Kecamatan Putri Hijau.
Kalau dianalogikan, seperti seseorang yang memiliki tingkat birahi tinggi, namun kemampuan yang sudah tidak seimbang, begitulah kondisi energi listrik di daerah ini.
Secara kumulatif, masih Fahmi, total kebutunan listrik di daerah ini, yang meliputi Kota Arga Makmur sebagai pusat pemerintahan, bisa mencapai 20 hingga 22 KV.
Lonjakan kebutuhan arus listrik itu, diterangkan Fahmi, terjadi rerata sejak petang hingga malam hari.
BACA JUGA:KPU Segera Mulai Pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan
BACA JUGA:Tempo Sehari, Harga Cabai Anjlok 50 Persen
Khusus Kota Arga Makmur saja, kata dia, kebutuhannya bisa mencapai 3,5 MW pada malam harinya.