Hingga akhirnya kolonialis Belanda menginjakkan kakinya di Tanah Bulungan tahun 1850.
BACA JUGA: Borong Juara MTQ Kecamatan Ulok Kupai. Ini Harapan Pengasuh TPQ Pagardin...
BACA JUGA: Sah, Per Tanggal 4 Maret 2024, Berganti Nama Menjadi Polsek Ulok Kupai
Lalu Belanda mengajak Kesultanan Bulungan agar mau berunding dan menyepakati keluar dari dominasi Kerajaan Sulu.
Syaratnya: Kesultanan Bulungan berubah status menjadi milik kolonialis Belanda.
Sedangkan Kerajaan Sulu tak mampu melawan sebab di negerinya sendiri terjadi peperangan dengan Spanyol.
Sehingga kekuatan Kerajaan Sulu berkurang dan membuatnya “rela” menyerahkan Kesultanan Bulungan.
Tahun 1853 kolonialis Belanda resmi menguasai Kesultanan Bulungan seluruhnya.
BACA JUGA:Sistem Ini Bisa Dikendalikan Jarak Jauh Saat Mudik
BACA JUGA:Melihat Keindahan Masjid 99 Cahaya Asmaul Husna
Setelah dilakukannya perjanjian antara Sultan Muhammad Alimuddin Amirul Mukminin Kaharuddin sebagai pemimpin Kesultanan Bulungan selanjutnya dengan pemerintahan kolonialis Belanda.
Prinsip Sultan Muhammad Alimuddin Amirul Mukminin Kaharuddin masih sama seperti pendahulunya, menghindari upaya kekerasan di Bumi Bulungan atau enggan bertempur.
Itulah sebabnya perjanjian dengan kolonialis Belanda dianggap menguntungkan bagi kehidupan yang kondusif di wilayah kekuasaaan Kesultanan Bulungan.
Tentara kolonialis Belanda akhirnya mengubah kekuatan pertahanan di kawasan kekuasaan Kesultanan Bulungan.
BACA JUGA: Mau Mudik dari dan ke Pulau Jawa, Persiapkan e-Toll Kamu, Ini Tarifnya
BACA JUGA: Sadis...Komplotan Pembantai Ternak Beraksi, Kerbau Warga Putri Hijau Tersisa Jeroan