Melihat Jejak Sejarah Kesultanan Bulungan yang Enggan Berperang

Kamis 28 Mar 2024 - 20:17 WIB
Reporter : Debi Susanto
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Indonesia terkenal dengan banyaknya kerajaan atau kesultanan yang ada. Berdiri sejak berabad lalu, ada yang mulai dari masa sebelum masehi hingga zaman modern.

Bahkan sampai kini masih terus ada yang mewarisi trah kerajaan dalam kehidupan negara kesatuan Republik Indonesia, misalnya; di Yogyakarta dan Solo.

Namun tentu saja tak melanggar bentuk pemerintahan sesuai konstitusi.

Salah satu catatan sejarah adalah kesultanan yang bercokol di Indonesia adalah di Bulungan, Kalimantan Utara.

BACA JUGA:Sistem Ini Bisa Dikendalikan Jarak Jauh Saat Mudik

BACA JUGA:Melihat Keindahan Masjid 99 Cahaya Asmaul Husna

Dengan sekelumit kisah dari kehidupan Kesultanan Bulungan.

Menjadi mozaik keindonesiaan yang kaya histori. Rasanya, harus selalu lekang sebagai bagian dari peradaban budaya bangsa Indonesia.

Kesultanan Bulungan berdiri pada sekitar abad ke-16 masehi.

Ketika itu Kesultanan Bulungan memiliki kekuasaan wilayah administratif meliputi Bulungan, Tana Tidung, Malinau, Nunukan, Tarakan, bahkan hingga Jawi (kini Sabah) Malaysia.

Masa awal berdiri, Kesultanan Bulungan dipimpin oleh Datuk Mencang. Pada masa itu Datuk Mencang menikah dengan seorang wanita Dayak bernama Asung Luwan.

BACA JUGA: Mau Mudik dari dan ke Pulau Jawa, Persiapkan e-Toll Kamu, Ini Tarifnya

BACA JUGA: Sadis...Komplotan Pembantai Ternak Beraksi, Kerbau Warga Putri Hijau Tersisa Jeroan

Lalu setelah itu Datuk Mencang mencoba membangun tata kemasyarakatan (pemerintahan).

Kedatangan Datuk Mencang ke Bulungan berawal dari tersesatnya ia saat melakukan pelayaran di lautan luas.

Kategori :

Terkait

Sabtu 21 Dec 2024 - 19:30 WIB

Memeluk Masa Lalu Merajut Masa Depan

Sabtu 07 Dec 2024 - 18:14 WIB

Kembalinya Sang Ganesha

Sabtu 30 Nov 2024 - 19:52 WIB

Kembalinya Candi Lumbung ke Desa Sengi

Sabtu 23 Nov 2024 - 18:41 WIB

Menyusuri Jejak Sejarah Gereja Blenduk

Selasa 19 Nov 2024 - 21:08 WIB

Setahun Empat Bulan Kurang 2 Hari Jokowi