Datuk Mencang tersesat dan tiba di perkampungan suku Dayak Kayan yang merupakan warga asli di lokasi tersebut.
Datuk Mencang memimpin Kesultanan Bulungan sejak 1555-1594.
Kesultanan Bulungan diperkirakan baru mulai dikelola dengan sistematis pada abad 18 masehi.
BACA JUGA:Hijau dan Hitam Sama Segarnya, Sama Khasiatnya
BACA JUGA:Lintasi JTTS, HK Pastikan Pelayanan Maksimal Bagi Pemudik
Sebab kala itu pemimpin Kesultanan Bulungan telah menyandang predikat resmi yaitu Sultan seperti lazimnya di aturan kerajaan.
Saat itu tampuk kekuasaan Kesultanan Bulungan telah dipegang oleh Wira Amir yang berganti nama menjadi Aji Muhammad sebab telah memeluk agama Islam tahun 1777.
Pada sekitar tahun tersebut juga, Aji Muhammad digelari Sultan Amirul Mukminin.
Namun sayangnya, Kesultanan Bulungan seperti pemerintahan kerajaan yang selalu mengalami nasib kurang baik.
Banyak tragedi menimpa Kesultanan Bulungan. Ditambah lagi, Kesultanan Bulungan memang dikenal tidak pernah mempersiapkan pasukan militer yang tangguh.
BACA JUGA:Dukung Ungkap Oknum Penyalahgunaan BBM Bersubsidi
BACA JUGA: Polres Mukomuko Buka Program Mudik Gratis ke Bengkulu. Ini Syaratnya...
Kesultanan Bulungan seperti memiliki ciri lebih baik baik menempuh jalan kerja sama atau bersikap mengalah daripada harus berperang.
Kesultanan Bulungan ibarat menjadi perpindahan kekuasaan antara kerajaan satu dengan lainnya.
Bahkan, Kesultanan Bulungan pernah harus “pasrah” berada dalam dominasi kolonialis pemerintah Belanda. Pernah, Kesultanan Bulungan berada dalam kekuasaan Kesultanan Berau, Kalimantan Timur.
Kemudian berpindah lagi dalam kekuasaan Kerajaan Sulu, Filipina.