Beranjak remaja, ayahanda Guru Haji Ismail Mundu menyuruhnya supaya kembali memperdalam ilmu keislaman.
Lantas Guru Haji Ismail Mundu belajar kepada beberapa ulama terkemuka di Kalimantan Barat, seperti salah satunya Haji Abdullah Bilawa yang digelari Ulama Batu Penguji.
BACA JUGA: Bank Indonesia Jamin Utang Luar Negeri Aman dan Terkendali
BACA JUGA: Aristoteles, Penemu Ilmu Mantik, Guru dari Alexander Agung
Kepada beberapa ulama tersebut, Guru Haji Ismail Mundu mempelajari khasanah kitab ilmu agama Islam sekaligus menghafalnya.
Guru Haji Ismail Mundu terhitung hingga empat kali menunaikan ibadah berhaji ke Tanah Suci Makkah.
Usia 20 tahun adalah pertama kalinya Guru Haji Ismail Mundu berangkat menunaikan ibadah haji ke Makkah.
Ternyata ketika Guru Haji Ismail Mundu berada di Makkah, dia juga menemukan jodohnya yang bernama Ruzlan.
Seorang gadis keturunan Suku Habsyi. Mereka lantas melangsungkan pernikahan di Makkah usai Guru Haji Ismail Mundu selesai berhaji.
BACA JUGA:Pecat Dirut RSUD M. Yunus, Gubernur Bengkulu Berpotensi Digugat ke PHI
BACA JUGA:April 2024, Ini Pendapatan Yang Bakal Diperoleh ASN
Sayangnya, pernikahan tersebut tidak mampu bertahan selamanya. Istri Guru Haji Ismail Mundu meninggal dunia dan belum sempat memberikan anak.
Guru Haji Ismail Mundu pulang kembali ke Indonesia. Ia kembali menemukan jodohnya bernama Hajjah Aisyah. Takdir yang sama seperti pernikahan awal Guru Haji Ismail Mundu kembali dialami.
Hajjah Aisyah meninggal dunia dan juga belum sempat memberikan keturunan.
Pernikahan ketiga Guru Haji Ismail Mundu adalah bersama sepupunya sendiri yakni Hafifa binti Haji Sema’Ila.
BACA JUGA:Tahun Ini, Pemprov Bengkulu Buka Seleksi 500 Formasi CPNS dan PPPK