BACA JUGA: Program BLT-DD Terlambat 3 Bulan, Segera Realisasikan!
Fungsi mobile radar milik BMKG itu termasuk memberikan peringatan cuaca untuk pesawat yang akan take-off dan landing di Bandara Kertajati serta meningkatkan layanan informasi peringatan dini cuaca ekstrem, khususnya di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
BMKG juga telah mengeluarkan peringatan terkait cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi:
Periksa infrastruktur dan sumber daya air: Pastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Lingkungan bersih dan teratur: Lakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan hindari pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol. Selain itu, lakukan program penghijauan secara lebih masif.
BACA JUGA:Pemda Harus Punya Konsep Berangus Rente
BACA JUGA: Usai Nongkrong di Cafe, 3 Pemuda Ini Diciduk Polisi
Pantau fenomena atmosfer: BMKG memonitor kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa fenomena atmosfer yang perlu diperhatikan meliputi:
MJO: Saat ini MJO memasuki wilayah Indonesia bagian barat dan dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Gelombang Equatorial Rossby (ER): ER aktif di sebagian wilayah Indonesia, terutama di bagian tengah dan timur.
Penguatan Monsun Asia: Indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Laut Tiongkok Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km/jam).
BACA JUGA: Usai Nongkrong di Cafe, 3 Pemuda Ini Diciduk Polisi
BACA JUGA:Pemda Harus Punya Konsep Berangus Rente
Bibit Siklon Tropis 99W: Muncul di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata.
Anomali Suhu Muka Laut: Anomali positif suhu muka laut di beberapa wilayah menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.
Persiapan Pribadi: