Inggris bahkan pernah menjadikan Sibolga sebagai pelabuhan gudang niaga lada terbesar di Teluk Tapian Nauli.
Di masa pemerintahan Hindia Belanda, berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal pada 7 Desember 1842 tempat kedudukan Residen Tapanuli dipindahkan dari Air Bangis ke Sibolga, dan sejak itulah Sibolga resmi menjadi Ibu Kota Keresidenan.
Meski statusnya sebagai Ibu Kota Keresidenan sempat dipindahkan ke Padang Sidempuan, yaitu antara tahun 1885-1906, predikat itu akhirnya kembali lagi ke Sibolga berdasarkan Staadblad yang dikeluarkan pada 1906.
BACA JUGA:Mendorong Produk Pangan UMKM Berkualitas
BACA JUGA: 7 Caleg Incumbent Pertahankan Kursi, 4 Wajah Baru Muncul di Dapil 4 Bengkulu Utara
Tercatat hingga 1920, Sibolga masih bernama Onderafdeeling Sibolga en Ommelanden dan berada di bawah Residen Tapanuli, di mana ibu kotanya berada di Sibolga.
Sayangnya tak terlalu banyak catatan sejarah perihal Bandar Sibolga bisa digali. Toh demikan bicara sejarah masa depan bandar ini tampaknya bakal nisbi lebih cerah dibandingkan bandar-bandar lain tersebut di atas. Apa pasalnya?
Belum lama berselang, pada 7 Maret 2019 Presiden Joko Widodo telah meresmikan Bandar Sibolga. Sudah tentu, ini bukan pelabuhan yang benar-benar baru, melainkan hasil pengembangan dari bandar sebelumnya.
Menarik disimak, pembangunan bandar ini dilakukan selama dua tahun itu.
BACA JUGA: DBD Menyerang Warga Bukit Tinggi, 2 Pasien Dinyatakan Positif
BACA JUGA: Siapkan Fasilitas, SMAN 16 Bengkulu Utara Kejar Target Isi 2 Kelas
Pelabuhan Sibolga kini memiliki sejumlah fasilitas dengan standar kelas setara bandara internasional. Bandar ini dapat disandari oleh 4 kapal besar hingga berukuran 6.000 GT.
Juga difasilitasi container yard dengan kapasitas 20.000 TEUs per tahun, perkuatan trestle dan breasting dolphine.
Guna menunjang kualitas dan kecepatan pelayanan bongkar muat dan aktivitas eksor impor, Bandar Sibolga juga didukung peralatan bongkar muat berupa peralatan fix craine berkapasitas 40 ton.
Selain itu, untuk terminal penumpang di pelabuhan ini ditata menjadi dua lantai dan dilengkapi dengan rooftop seluas 2.786 meter persegi. Terminal ini dapat menampung hingga 500 penumpang.
Ya, cukup unik, memang. Pelabuhan Sibolga sengaja didesain untuk mengakomodasi kegiatan bongkar muat, namun juga ditujukan bagi aktivitas kapal penumpang secara berdekatan.