Di tengah-tengah perekonomian global yang melemah, kinerja industri pengolahan nonmigas tercatat masih mengalami pertumbuhan 4,69 persen sepanjang 2023.
Kinerja industri pengolahan itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 yang tercatat sebesar 5,04 persen, seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam laporannya, lembaga statistik itu menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 mencapai 5,04 persen.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan mencapai 5,05 persen.
BACA JUGA:Mendorong Produk Pangan UMKM Berkualitas
BACA JUGA: Pemerintah Blokir 1.855 Situs Perdagangan Berjangka Komoditi Ilegal
"Di tengah perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas ekspor unggulan, ekonomi Indonesia tetap tumbuh solid sebesar 5,05 (c-to-c)," ujar Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti.
Amalia menambahkan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 13,96 persen.
Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicatat oleh konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga sebesar 9,83 persen. Selain itu, dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi spasial juga terus menguat.
Tiga kelompok provinsi yang mempunyai pertumbuhan tertinggi yaitu Maluku dan Papua, Sulawesi, dan Kalimantan.
BACA JUGA:Laba Bersih Q4 2023 Bank DKI Tembus Rp1 Triliun
BACA JUGA:Sertifikasi untuk Kuasai Pasar Halal Dunia
Walau begitu, struktur ekonomi Indonesia secara spasial masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatra. BPS juga memperkirakan ekonomi global akan tetap tumbuh meskipun melambat.
Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang Indonesia yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Di antaranya, Amerika Serikat tumbuh dari 1,9 persen pada 2022 menjadi 2,5 persen pada 2023, Tiongkok dari 3,0 persen menjadi 5,2 persen, dan Jepang dari 1,0 persen menjadi 2,0 persen.