RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ancaman bencana Hidrometeorologi, harus menjadi cermatan lintas pemangku kepentingan pusat hingga daerah.
Ketersediaan fiskal dalam skenario tak terduga misalnya, harus menjadi bagian dalam konsep antisipatif.
Cuaca ekstrem yang diduga kuat disebab kerusakan alam yang sudah rusak, perlu disikapi dengan langkah-langkah konkret dan terukur.
Kepala Kepolisian Resor Bengkulu Utara (BU) AKBP Lambe Patabang Birana, SIK, MH, saat memimpin apel gabungan Gelar Apel Pasukan Dan Peralatan Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi. Menegasi pentingnya langkah-langkah antisipatif.
BACA JUGA:Bukan dari Caleg, Saksi Pemilu 2024 Wajib Kantongi Mandat Partai Politik
BACA JUGA:Soal 2,3 Juta Honoorer Diangkat jadi ASN, Ini Info Terbarunya
Kapolres bilang daerah ini secara geografis terletak di wilayah rawan bencana. Maka perlu memiliki desain kerja yang holistik.
"Perlu adanya perencanaan dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif ketika terjadi bencana," Kata Kapolres Lambe, Jum'at, 26 Januari 2024.
Seirama, Bupati BU, Ir H Mian, turut menerangkan akan kerja-kerja kontijensi di sektor antisipatif ini. Dia sadar betul, bahwa tidak seluruh bencana dapat diprediksi.
"Maka kontijensilah yang menjadi satu hal prinsi. Termasuk, sinergi yang apik lintas lembaga di daerah yang juga kami apresiasi," kata Bupati dalam apel gabungan yang dihadiri lintas satker dan Unsur Forkopimda itu.
BACA JUGA:Niatkan Ibadah, Ustad Syamsurizal Rajab Maju Pilihan Legislatif Bengkulu Utara
BACA JUGA:Perjuangkan Dana Inpres Bangun Kabupaten Mukomuko
Sebelumnya, Mian pernah menuturkan, terobosan yang dipadu dengan kerja sinergis bersama pusat, terlaga dalam format lumbung sosial, menjadi bagian upaya.
Versinya, program ini pun menjadi yang pertama di provinsi. Kini, daerah menempatkan fasilitas tanggap kedaruratan itu pada 5 kawasan lumbung sosial.
Basisnya, sudah didesain sehingga penggunaannya dapat mengakomodir wilayah-wilayah jangkau.