"Selain itu, keberadaan jaringan transmisi ini juga memengaruhi kondisi psikis warga, terutama ibu rumah tangga dan anak-anak. Seperti saat hujan dan petir, kami merasa cemas dan takut," beber Fesi.
BACA JUGA:Perlawanan Lintas Generasi, Kisah Perjuangan Tolak Tambang Batubara dan PLTU
BACA JUGA:Pensiunkan PLTU Batu Bara, Pemerintah Bahas Program Pendanaan Transisi Energi
Lebih lanjut Fesi mengungkapkan, warga selama ini telah berulang kali melaporkan kerusakan yang terjadi kepada PT. TLB, namun tidak mendapat tanggapan. Ada dua titik tiang SUTT yang berdampak langsung pada rumah warga, dan diharapkan dapat dipindahkan.
“Kami hanya ingin kondisi kami diperhatikan. Tiang-tiang SUTT ini sangat memengaruhi kehidupan kami, dan kami juga khawatir dengan efek medan magnet serta medan listrik yang mungkin terjadi,” singkat Fesi. (tux)