Jika kamu lebih sering mengutamakan kebutuhan orang lain dibandingkan kebutuhan diri sendiri, bisa jadi kamu seorang people pleaser.
Orang seperti ini cenderung mengorbankan waktu, energi, atau bahkan kenyamanannya demi memastikan orang lain merasa senang atau puas.
Meskipun niatnya baik, kecenderungan ini bisa mengarah pada rasa kelelahan fisik dan emosional.
Jika kamu merasa selalu memberi tanpa mendapat timbal balik yang setimpal, atau lebih fokus pada perasaan orang lain daripada diri sendiri, ini adalah tanda yang jelas bahwa kamu mungkin terjebak dalam pola people pleaser.
3. Takut Menghadapi Konflik atau Kritik
People pleaser sering kali sangat menghindari konflik atau kritik, bahkan jika itu penting untuk perkembangan diri.
Ketika seseorang mengkritikmu atau tidak setuju dengan pendapatmu, kamu merasa cemas atau terancam, dan akhirnya lebih memilih untuk menuruti keinginan orang lain agar tidak ada keributan.
BACA JUGA:Menyibak Eldest Daughter Syndrome, Fenomena yang Lagi Viral di Medsos, Apakah Itu?
BACA JUGA:Siapa Sangka Ternyata Ada 7 Kebiasaan Makan yang Aneh dan Tak Biasa dari Berbagai Negara
Kamu mungkin merasa bahwa menjaga kedamaian dan menghindari ketegangan adalah hal yang lebih penting daripada menjaga pendirian atau menegakkan batasan pribadi.
Padahal, menghindari konflik justru dapat memperburuk situasi dan mengabaikan kebutuhan atau perasaanmu sendiri.
4. Merasa Tidak Pernah Cukup atau Terus Mencari Pengakuan
Salah satu tanda lain dari seorang people pleaser adalah perasaan tidak pernah cukup, atau selalu mencari pengakuan dan apresiasi dari orang lain.
Jika kamu merasa bahwa apa yang kamu lakukan tidak akan pernah memadai bagi orang lain, meskipun sudah berusaha keras, itu bisa menjadi indikasi bahwa kamu terlalu bergantung pada penilaian eksternal untuk merasa dihargai.