RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Di era modern ini, kebiasaan mager (males gerak) dan hobi rebahan seakan menjadi bagian dari rutinitas banyak orang, terutama di kalangan milenial dan Gen Z.
Berjam-jam menghabiskan waktu di kasur, duduk santai di sofa, atau sekadar berbaring menonton layar ponsel menjadi aktivitas yang dianggap menyenangkan.
Namun, kebiasaan ini ternyata bisa memiliki dampak psikologis yang serius bagi kesehatan mental seseorang, meski sering kali dianggap remeh.
1. Menurunnya Motivasi dan Produktivitas
Salah satu dampak psikologis yang paling terlihat dari kebiasaan mager adalah turunnya tingkat motivasi.
BACA JUGA:Keseringan Rebahan Bisa Kena Serangan Jantung? Ini Faktanya...
BACA JUGA:Jangan Mager! Ternyata Ini 8 Penyakit yang Diakibatkan Karena Kurang Gerak
Ketika seseorang terlalu sering berbaring atau tidak melakukan aktivitas fisik, tubuh mulai merasakan "ketidakpedulian" terhadap gerakan.
Ini dapat menyebabkan penurunan energi, yang berujung pada penurunan motivasi untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan.
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa berkontribusi pada penurunan produktivitas sehari-hari, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Menurut psikolog, otak kita membutuhkan rangsangan dan aktivitas untuk tetap fokus dan produktif.
BACA JUGA:Yuk Terapkan ! Pahami Cara Praktik Mindfulness Dan Manfaatnya Untuk Kesehatan Mental Anda
BACA JUGA:Benarkah Zaman Sekarang, Gadget Menjadi Pemicu Masalah Kesehatan Mental Dan Prilaku Bagi Anak-anak ?
Ketika seseorang lebih banyak berbaring atau tidak banyak bergerak, otak menjadi kurang terstimulasi, yang akhirnya mempengaruhi kemampuan untuk berpikir jernih dan memecahkan masalah.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan perasaan tidak puas karena merasa waktu terbuang sia-sia tanpa pencapaian yang berarti.