RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Obesitas yang kini menjadi salah satu masalah kesehatan global, tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental, terutama bagi ibu yang baru melahirkan.
Salah satu kondisi yang sering dialami oleh ibu pasca melahirkan adalah baby blues dimana timbulnya perasaan cemas, sedih, dan mood yang berubah-ubah dalam beberapa hari setelah melahirkan.
Meskipun kondisi ini umum terjadi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas bisa menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko terkena baby blues.
Apa Itu Baby Blues?
Baby blues adalah kondisi sementara yang biasanya dialami oleh ibu dalam dua minggu pertama setelah melahirkan.
BACA JUGA:Hati-hati! Lansung Tidur Setelah Makan Bisa Sebabkan Obesitas Hingga Penyakit Lambung!
BACA JUGA:Hindari 5 Kebiasaan Buruk Ini Kalau Kamu Gak Mau Obesitas!
Gejalanya meliputi perasaan cemas, tertekan, mudah menangis, perubahan mood yang drastis, serta rasa lelah yang berlebihan.
Meskipun umumnya bersifat sementara dan tidak memerlukan pengobatan, baby blues bisa sangat mengganggu kehidupan ibu baru, mempengaruhi kualitas tidur, serta hubungan dengan bayi dan pasangan.
Dalam beberapa kasus, jika gejalanya berlangsung lebih lama atau semakin parah, kondisi ini bisa berkembang menjadi depresi pasca melahirkan (postpartum depression), yang lebih serius dan membutuhkan perawatan medis.
Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa faktor-faktor seperti obesitas bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya baby blues.
BACA JUGA:Hati-hati! Lansung Tidur Setelah Makan Bisa Sebabkan Obesitas Hingga Penyakit Lambung!
BACA JUGA:Anggur Laut Jadi Salah Satu Superfood yang Bagus untuk Cegah Obesitas
Obesitas dan Hubungannya dengan Baby Blues
Obesitas telah lama diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan masalah metabolik lainnya.
Namun, efek obesitas pada kesehatan mental, khususnya pada ibu yang baru melahirkan, juga semakin mendapat perhatian.