Pneumonia ini disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae.
Penularan terjadi melalui droplet dari pernapasan atau kontak langsung dengan penderita.
Penyakit ini biasanya tidak lagi menular setelah penderita mengonsumsi antibiotik setidaknya selama lima hari.
Gejalanya sering lebih parah dibandingkan pneumonia akibat virus, seperti demam tinggi yang tiba-tiba.
BACA JUGA:Apa Iya Kunyit Mampu Mengobati Penyakit Usus Buntu? Cek Faktanya!
Kelompok Berisiko Tinggi Terkena Pneumonia
Pneumonia dapat menyerang siapa saja, tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki risiko lebih tinggi.
Anak-anak yang berusia di bawah dua tahun dan orang tua berusia di atas 65 tahun termasuk kelompok yang rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang cenderung lebih lemah.
Perokok juga memiliki risiko lebih besar karena kebiasaan merokok dapat merusak saluran pernapasan, sehingga lebih mudah terpapar infeksi.
Selain itu, individu dengan gangguan imunitas, seperti penderita HIV atau pasien yang menjalani kemoterapi, juga lebih mudah terkena pneumonia.
BACA JUGA:Jangan Diabaikan, Tanaman Krokot Mampu Mengatasi Berbagai Penyakit
BACA JUGA:Penghidap Penyakit Jantung Wajib Coba, Ini Beberapa Rekomendasi Obat Alami
Orang dengan penyakit kronis, seperti asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), menghadapi risiko lebih tinggi karena paru-paru mereka sudah dalam kondisi tidak optimal.
Pasien yang dirawat di rumah sakit, terutama yang menggunakan alat bantu napas seperti ventilator, juga memiliki peluang lebih besar terkena pneumonia karena paparan mikroorganisme di lingkungan rumah sakit.
Mengenali Gejala Pneumonia
Untuk mencegah komplikasi, penting untuk mengenali tanda-tanda pneumonia sejak dini. Berikut adalah 10 gejala yang sering dialami oleh penderita pneumonia:
1. Batuk: