RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pupuk kompos campuran sekam padi dan kotoran ayam semakin diminati oleh masyarakat di Kabupaten Bengkulu Utara.
Pupuk ini merupakan limbah utama dari usaha peternakan ayam petelur maupun ayam pedaging atau broiler.
Yoyok (39 tahun) Warga Kecamatan Hulu Palik, salah satu penyalur pupuk kompos jenis limbah sekam padi dan ketoran telur ayam, mengungkapkan bahwa permintaan pupuk ke area Kecamatan Marga Sakti Sebelat meningkat.
Di awal bulan November 2024 lalu, ia mengirimkan 200 karung pupuk kompos tersebut, atau diperkirakan 8 ton.
BACA JUGA:Tahun 2025, Diperkirakan Alokasi Pupuk Subsidi Menyusut, Dinas Pendataan Ulang RDKK
BACA JUGA:Bantuan Pupuk Sawit Gratis Untuk Masyarakat, Berikut Syarat-syaratnya
Di bulan Desember 2024 mendatang, telah mendapatkan pesanan di area Kecamatan Putri Hijau sebanyak 250 karung, atau diperkirakan 10 ton.
"Sekali berangkat itu, paling enggak 8 sampai 10 ton, mas. Harganya relatif murah, kurang lebih Rp. 15 ribu per karung,"jelas Yoyok.
Dijelaskannya juga bahwa rata-rata para pelanggannya ini menggunakan pupuk kompos tersebut untuk menanam buah semangka.
Tanaman semangka ini ditanam di sela-sela batang sawit pasca peremajaan atau replanting, saat ini usianya masih 1 hingga 2 tahun.
BACA JUGA:Masuk Akhir Tahun, Petani Baru Bisa Turun ke Sawah. Tahun Depan Butuh Pupuk Lebih Banyak
BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun, 1000 Ton Pupuk di Bengkulu Utara Belum Diserap
"Kalau saat ini yang pesan itu, rata-rata mereka nanam buah semangka," sambungnya.
Selain itu, ia juga terus mendapatkan pesanan pupuk kompos tersebut dari para petani sawit di daerah Marga Sakti Sebelat tersebut.
Menurutnya, kebiasaan orang daerah transmigrasi di Kecamatan Marga Sakti Sebelat, dari SP1, SP2, SP3 dan sekitarnya tidak perhitungan soal perawatan, pemeliharaan dan pemupukan tanaman mereka.