Swasembada Pangan Keluarga

Rabu 20 Nov 2024 - 21:46 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

"Nyaris mengolah seluruh limbah rumah tangga dan ternak, menjadi pupuk dan makanan ternak juga. Praktis, keluarga ini mampu memenej atau menekan penggunaan pestisida pada tanaman. Sayur mayur dan ternak yang dihasilkan pun lebih sehat pastinya," Sabani, memotivasi. 

BACA JUGA:Upaya Peningkatan Produksi Beras Nasional, Mengejar Swasembada Beras 2027

BACA JUGA:5 Poktan Suka Baru Usulkan Program Irigasi Perpipaan, Kejar Target Swasembada Pangan

Homestead yang dilakukan oleh pasangan suami asal Klaten, Jawa Tengah itu dipandang Sabani sangat layak untuk dicontoh. 

Apalagi, kata dia, keberadaan pekarangan rumah di Kabupaten Bengkulu Utara yang relatif masih sangat leluasa, ketimbang membandingkan luas pekarangan kebanyakan di pulau Jawa yang sudah sempit, pola-pola intensifikasi pekarangan dan pertanian di daerah ini lebih strategis. 

"Dan ini bisa menekan laju inflasi. Karena daya beli di masyarakat akan terjaga. Spekulan juga lebih bisa diminimalisir," ungkapnya. 

"Prinsip ekonomi sangat berlaku di pasar, terkait supply dan demand," jelasnya lagi. 

BACA JUGA:Mukomuko Wujudkan Program Swasembada Pangan Melalui Akselerasi PAT

BACA JUGA:Mengejar Kembali Swasembada Pangan

Sebelumnya, Kabag Ekonomi Setkab Bengkulu Utara, Nurhayati, SE, ME, saat dibincangi perihal kondisi harga kebutuhan pokok di pasaran daerah, menilai masih dalam rentang harga yang relatif stabil. 

Meski begitu, mantan Sekdis Kominfo ini, menyebutkan sebagai komposan Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID), pihaknya bersama dengan stakeholder teknis terus melakukan update kondisi harga-harga kebutuhan pokok, khususnya yang rawan memantik inflasi. 

"Sejauh ini hasil pantauan di lapangan, kondisi harga-harga di pasaran relatif normal. Artinya, bisa terjadi kenaikan, bisa terjadi penurunan, namun dalam kadar yang dapat dimaklumi," jawab Nurhayati, saat dibincangi di ruang kerjanya, Rabu, 13 November 2024. 

Diakuinya, beberapa harga kebutuhan harian di masyarakat yang memiliki potensi menggerakkan laju inflasi di daerah, bahkan nasional menjadi cermatan. 

BACA JUGA:Pertamina Dukung Target Swasembada Energi Presiden Prabowo dengan Inovasi Energi Rendah Karbon

BACA JUGA:Prabowo dan Misi Swasembada Pangan

Sebut saja seperti cabe, telur, minyak goreng, bawang merah hingga beras, dikatakan Yati, begitu sapa akrabnya, menjadi obyek cermatan TPID yang terus dievaluasi saban pekannya oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). 

Kategori :