RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Obsesi mengembalikan sejarah, Indonesia pernah swasembada beras dapat dimulai dari swasembada pangan di lingkungan keluarga.
Bagaimana, intensifikasi lingkungan atau pekarangan rumah menjadi basis tanaman kebutuhan harian, menjadi salah satu langkah strategis untuk memulai langkah-langkah kecil yang berdampak besar, ketika dilakukan secara masif.
Inisiasi ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bengkulu Utara, Sabani, SH, ketika dibincangi seputar improvisasi daerah dalam mengendalikan inflasi.
Mantan Camat Batiknau itu mengatakan, layaknya inflasi nasional tidak lepas dari kondisional yang terjadi massif pada sejumlah daerah.
BACA JUGA:Mukomuko Wujudkan Program Swasembada Pangan Melalui Akselerasi PAT
BACA JUGA:Mengejar Kembali Swasembada Pangan
"Maka kami mengimbau, agar kampanye ketahanan pangan di lingkungan rumah tangga berbasis keluarga bisa dilakukan dan menjadi spirit bersama," terangnya Sabani, belum lama ini.
Tumpang sari di sekitar pekarangan, seperti aneka sayur mayur, buah, perikanan hingga unggas, seperti ayam kampung, sangat mungkin untuk dilakukan.
Kemudian, Sabani menukil cerita yang viral di media sosial tentang langkah yang dilakukan sebuah keluarga di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Sri Widodo dan Nurul Fitri Hidayati, kata dia, menjadi sorotan di dunia maya, lantaran menjalankan rumah tangga yang mengembangkan pola hidup swasembada pangan.
BACA JUGA:Pertamina Dukung Target Swasembada Energi Presiden Prabowo dengan Inovasi Energi Rendah Karbon
BACA JUGA:Prabowo dan Misi Swasembada Pangan
Pasangan suami istri itu, terus dia, mampu menekan angka pengeluaran kebutuhan rumah tangga hingga lebih dari 60 persen, lantaran tidak lagi bergantung penuh pada pasar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Mereka menerapkan homestead, dimana keluarga yang berupaya hidup mandiri dan swasembada pangan dengan menanam areal di sekitar rumahnya seluas 500 meter persegi untuk kebun dan beternak," ungkap Sabani, mencerita.
Dengan menanami aneka buah, sayur mayur dan ternak yang dibudidayakan dengan baik, sehingga liar dan mengganggu tanaman tetangga, pasangan ini menjadikan sistem swasembadanya sebagai produsen sayur mayur dan juga produsen pupuk organik yang diolah, kemudian dijadikan pupuk untuk aneka tanamannya.