Namun, prediksi ini juga bergantung pada respons negara-negara besar terhadap ketegangan yang ada.
Beberapa negara sudah mulai berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan energi dan barang dari negara-negara yang terlibat dalam konflik.
BACA JUGA:Pendorongan Baru Ekonomi Rakyat
BACA JUGA:Smelter Bauksit Mempawah Gerakkan Ekonomi Kalimantan Barat
Negara-negara seperti Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan mempercepat upaya diversifikasi sumber daya energi dan membangun infrastruktur yang lebih tahan terhadap gangguan global.
Di sisi lain, negara-negara berkembang yang lebih bergantung pada perdagangan internasional akan lebih rentan terhadap dampak dari ketegangan ini.
Meski masa depan perekonomian global terlihat penuh ketidakpastian, banyak yang percaya bahwa kelumpuhan ekonomi global pada 2025 bukanlah takdir yang pasti.
Dengan diplomasi yang kuat, kerjasama internasional, dan kebijakan fiskal yang bijaksana, kemungkinan terburuk ini masih bisa dihindari.
BACA JUGA:Makan Gratis Pelajar Harus jadi Sumbu Ekonomi Daerah
BACA JUGA:Tips Pertahankan Bisnis di Tengah Krisis Ekonomi
Negara-negara di seluruh dunia harus bekerja sama untuk meredakan ketegangan geopolitik, memperkuat ketahanan ekonomi domestik, dan menjaga stabilitas pasar global.
Namun, jika ketegangan ini terus meningkat tanpa ada solusi yang jelas, dunia bisa menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan stabilitas ekonomi.
Dengan demikian, meski ancaman kelumpuhan ekonomi pada 2025 tidak pasti, namun semua pihak harus waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh konflik-konflik global yang terus memanas ini. (*)