BENGKULU RU - Dalam upaya menekan laju inflasi di daerah, dibutuhkan kolaborasi semua pihak yang tentunya dibarengi dengan upaya preventif dan strategis. Demikian disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Dr. E. H. Rosjonsyah.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bengkulu terus berkolaborasi. "Apalagi seperti sekarang ini, penyumbang angka inflasi masih terfokus pada tingginya harga bahan pokok, utamanya beras. Tapi selain TPID, kolaborasi semua pihak diperlukan untuk menekan angka inflasi ini. Diantaranya dalam upaya menekan inflasi dan membangkitkan ekonomi produktif termasuk investasi dari luar dan memberikan kemudahan perizinan," ungkapnya. Disisi lain, lanjut Rosjonsyah, dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI). Agenda utama penyampaian pandangan BI mengenai kondisi perekonomian nasional. BACA JUGA:Tingkat Kekuatan Rampung, Jembatan Elevated DDTS Diujicoba "Tentu tantangan yang dihadapi dan arah kebijakan BI ke depan, utama terhadap perkembangan ekonomi Bengkulu. Jadi saya berharap juga berdampak pada tumbuhnya iklim ivestasi di Bengkulu," ujarnya. Lebih lanjut disampaikan Rosjonsyah, sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Daerah juga harus peka dengan fenomena isu global yang berpotensi memberikan dampak ke semua negara. "Sehingga Perbankan diharapkan tidak menghabiskan likuiditas untuk membeli instrumen yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu)," tutupnya. (tux)
Kategori :