Metode ini memberikan beberapa pilihan jadwal puasa, seperti berpuasa selama 12 jam, 16 jam, atau bahkan dua hari dalam seminggu.
"Setiap orang mungkin memiliki pengalaman yang berbeda dalam menjalani intermittent fasting, jadi penting untuk menyesuaikannya dengan kondisi tubuh masing-masing," ujar Marshanda.
BACA JUGA:Diet Karnivora, Yes or No? Simak Penjelasan Berikut!
BACA JUGA:Mengungkap Tujuan, Manfaat, serta Cara Menjalankan dari Diet Mayo
Para ahli mengatakan bahwa intermittent fasting membantu proses pembakaran lemak dengan mengatur pola waktu makan, sehingga sangat bergantung pada kedisiplinan dan ketepatan jadwal agar hasilnya optimal.
2. Amanda Manopo: Kombinasi Intermittent Fasting dan Pengurangan Kalori.
Amanda Manopo sukses menurunkan berat badan dengan menerapkan intermittent fasting yang dikombinasikan dengan pengurangan kalori.
Amanda memilih untuk menghindari makanan tinggi kalori, seperti seblak, mi ayam, dan bakso, serta menggantinya dengan makanan yang lebih sehat dan rendah kalori.
BACA JUGA:Mengulik Lebih Dalam mengenai Diet Intermitternt Fasting dan Panduan untuk Pemula
Dalam menjalani pola diet ini, Amanda sangat memperhatikan jadwal makannya dan tetap menyisakan satu hari 'cheating' setiap minggu.
Hasilnya, dalam waktu delapan bulan, berat badannya berhasil turun hingga 14 kg.
Pendekatan kombinasi ini membuat Amanda tetap bisa menikmati makanan favoritnya dalam batas tertentu, sehingga diet terasa lebih fleksibel tanpa banyak pembatasan.
3. Prilly Latuconsina: Clean Eating dan Pemilihan Asupan Makanan Sehat.
Prilly Latuconsina memilih pendekatan clean eating yang berfokus pada konsumsi makanan alami dan minim proses.
BACA JUGA:Bagi Anda Yang Mau Nurunkan Berat Badan Lebih Cepat ! Ikuti Panduan Diet Seimbang Berikut Ini