RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Garda Pangan merupakan inisiatif kelompok masyarakat yang fokus mengelola sampah makanan di seantero Surabaya, Jawa Timur.
Mereka bergerak dan menyelamatkan kelebihan makanan di warung, hotel, restoran, katering perkawinan, hingga hasil petani yang tak laku terjual.
Gerakan itu digagas Dedhy Trunoyudho, seorang pengusaha katering, dalam mengelola makanan yang bersisa atau susut pangan laiknya bank makanan (food bank).
Makanan yang berlebih dari mitra-mitra Garda Pangan dari industri kuliner dan perhotelan akan diperiksa kembali kualitasnya, dikemas ulang, lalu dibagikan kepada masyarakat prasejahtera di Surabaya.
BACA JUGA:Mukomuko Miliki 4.675 Hektar Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
BACA JUGA:Dinas Ketahanan Pangan Usulkan 5 Ton Beras Cadangan Pangan Pemerintah
Untuk menjamin keamanan dan kesehatan dari makanan tersebut, Garda Pangan menerapkan SOP yang ketat untuk memastikan makanan ditangani secara higienis dan disalurkan secara bermartabat.
Pun demikian, di Jakarta gerakan menyelamatkan kelebihan makanan dilakukan perusahaan swasta bekerja sama dengan komunitas penyelamat sampah makanan.
Sejak 2020, Bank DBS Indonesia meluncurkan kampanye #MakanTanpaSisa untuk mendukung visi Towards Zero Food Waste. Kampanye ini telah berhasil menyelamatkan makanan dari tempat pembuangan akhir (TPA) sebanyak 554.882 kilogram pada 2023.
Pada 2024, Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation berkolaborasi untuk meluncurkan program Food Rescue Warrior. Mereka menggandeng FoodCycle Indonesia, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berfokus pada penyelamatan makanan dan manajemen sampah makanan, serta Jangjo, startup manajemen sampah makanan.
BACA JUGA:Meningkatkan Ketahanan Pangan Domestik Sebagai Solusi dalam Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Global
BACA JUGA:Krisis Pangan Jadi Ancaman Global Hingga Lebih dari 10 Negara Terapkan Larangan Ekspor Pangan
Tumbuhnya kesadaran masyarakat mengelola makanan berlebih tersebut merupakan upaya penting dalam agenda pengelolaan pangan berkelanjutan.
Sesuai Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045 yang disusun Bappenas, gerakan itu menjadi kunci untuk menghadapi tantangan global. Khususnya, yang terkait ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pembangunan ekonomi.
Indonesia, sebagai negara berpenduduk lebih dari 270 juta jiwa, dengan populasi yang terus bertambah dan urbanisasi yang meningkat, kebutuhan untuk memastikan ketersediaan pangan yang aman, bergizi, dan terjangkau semakin mendesak.