RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Indonesia, sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menghadapi tantangan baru dalam bentuk deflasi.
Fenomena ini, di mana harga barang dan jasa mengalami penurunan secara umum, telah menjadi perhatian serius bagi para ekonom dan pengambil kebijakan.
Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah deflasi di Indonesia ada kaitannya dengan kondisi ekonomi di China, yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
Definisi dan Dampak Deflasi
Deflasi terjadi ketika tingkat inflasi negatif berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
BACA JUGA:Memahami Perbedaan Deflasi dan Inflasi Sebagai Dampak dari Perubahan Ekonomi
BACA JUGA:Krisis Ekonomi China Berpotensi Menular ke Seluruh Dunia, Mengapa Demikian?
Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan barang dan jasa, yang pada gilirannya memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Dalam kondisi deflasi, konsumen mungkin menunda pembelian karena mengharapkan harga akan turun lebih lanjut.
Ini bisa berakibat pada penurunan produksi, pengurangan lapangan kerja, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Di Indonesia, deflasi yang terjadi pada tahun ini ditandai dengan penurunan indeks harga konsumen (IHK).
BACA JUGA:Pabrikan Baterai EV China CBL Bakal Investasi Rp6 T di Indonesia
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) deflasi ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk penurunan harga komoditas dan pengaruh dari kebijakan pemerintah.
Lalu Apa Kaitan Antara Deflasi di Indonesia dan Ekonomi China?
China adalah salah satu pilar penting dalam perekonomian global.
Dengan statusnya sebagai produsen terbesar di dunia, banyak barang yang dipasarkan di Indonesia berasal dari negara tersebut.