Banner Dempo - kenedi

Pusat Gempa Bergeser 13 Km arah Tenggara Enggano, Magnitudo Mengecil, Kedalamannya Sama

Pusat Gempa Bergeser 13 Km arah Tenggara Enggano, Magnitudo Mengecil, Kedalamannya Sama -1st-

Dia menyadari, sebagai masyarakat yang bertinggal di kawasan pulau yang masuk dalam kawasan megathrust, gempa memang sudah menjadi situasi yang berdampingan. 

"Cuma memang, relatif masih perlu tindaklanjut penyikapan oleh pemerintah yang lebih konkret. Untuk memberikan pemahaman yang lebih maksimal di masyarakat," ucapnya. 

BACA JUGA: Penyusunan Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami Libatkan BNPB

BACA JUGA:BPBD Susun Draf Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami

Pasalnya, teknologi kegempaan di Indonesia ini bahkan dunia, belum mendapati keilmuan yang sejalan dengan ekspektasi publik saat ini. 

"Contoh, masih banyak orang nanya "pak, gempanya itu kapan, karena isunya sudah sering muncul," ungkapnya. 

 

Minta Simulasi yang Lebih Nyata

SIMULASI bencana di wilayah pulau dan lainnya, diakui Tedy, memang sangat penting. Memang pernah, kata dia, simulasi kebencanaan dilakukan, tapi lokus simulasi yang perlu dievaluasi. 

"Manajemen simulasi kalau menurut saya perlu dievaluasi dan dilakukan lebih sering. Jangan simulasi itu di lapangan misalnya. Tapi lebih ke jalur-jalur evakuasi. Jadi seperti situasi nyata," terangnya, menganalisa. 

BACA JUGA:Folklor Jepang Soal Ramalan Gempa Ketika Ikan Ini Muncul

BACA JUGA:Gempa Dahsyat Potensi Terjadi di Bengkulu Utara

Pantauan media, simulasi bencana sempat dilakukan di Enggano, belum lama ini. Saat itu, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Bengkulu yang menggelarnya.  

Drill atau simulasi yang mumpuni menjadi kebutuhan. Karena secara geografis, kata Tedy, memang Indonesia berada di kawasan cincin api. 

Itu dia sampaikan, karena membaca paparan dari para ahli hingga perkembangan-perkembangan informasi belakangan ini yang mengulas soal potensi gempa. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan