Program Bantuan Benih Sawit Unggul Ditiadakan
Kepala Dinas Pertanian. Fitriyani Ilyas Spt-Radar Utara/ Wahyudi -
MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Pertanian menyatakan. Di tahun 2024 ini, tidak ada lagi bantuan benih atau kecambah sawit unggul untuk masyarakat.
Bantuan tersebut telah ditiadakan sejak beberapa tahun lalu. Baik itu bantuan benih sawit unggul dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten.
Tidaknya adanya program bantuan benih sawit unggul untuk masyarakat, lantaran program tersebut dianggap kurang memberikan nilai positif bagi masyarakat.
Karena tingkat kematian benih yang disemai di polibek sangat tinggi hingga mencapai 25 persen.
BACA JUGA:Jangan Sampai Keliru Dalam Penulisan HUT Republik Indonesia
BACA JUGA:Mukomuko Dapat Pegawai Lulusan IPDN Angkatan 31
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriyani Ilyas, SPt mengatakan. Untuk mengurangi resiko ketidak berhasilan program itu akibat kurangnya pengetahuan kelompok tentang tata cara menyemaian kecambah sawit dengan baik dan benar.
Maka pemerintah tidak lagi menyediakan anggaran untuk pengadaan benih sawit unggul untuk masyarakat.
"Pengalaman sebelumnya, kecambah sawit bantuan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat melalui kelompok itu tidak terurus dengan baik. Misalnya, tidak ada penangkaran polibek, tidak dipupuk, tidak disiram, dan lainnya. Akibat hal inilah, sehingga program bantuan kecambah sawit unggul untuk masyarakat sementara tidak ada,” katanya.
Meski Fitri juga mengakui, sejak beberapa tahun lalu banyak sekali proposal kelompok tani masuk ke dinas dan mengajukan bantuan kecambah sawit unggul.
BACA JUGA:KPH Usulkan Pemusnahan Kebun Sawit di HPT
BACA JUGA:Lindungi Ikan Mikih, Dinas Perikanan Libatkan Tokoh Adat
Awalnya, ia sudah berusaha mengajukan alokasi anggaran di APBD untuk pengadaan kecambah sawit. Namun saat pembahasan, anggaran tersebut tidak diakomodir.
“Anggaran tidak diakomodir. Penyebabnya, ya itu tadi. Permasalah ini juga sudah kami sampaikan kepada kelompok tani yang mengajukan proposal permohonan kecambah sawit. Untungnya, kelompok juga mau memahami meski ada rasa kecewa,” ujarnya.