Grubyukan, Ini Kearifan Lokal dalam Tatanan Masyarakat Jawa, Termasuk di Bengkulu Utara

Grubyukan, Ini Kearifan Lokal dalam Tatanan Masyarakat Jawa, Termasuk di Bengkulu Utara-Radar Utara/ Wahyudi Ndut-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Grubyukan merupakan tradisi luhur budaya adiluhung yang masih terpelihara dengan baik dalam tatanan kultur masyarakat suku Jawa.

Tradisi ini sudah bisa dipastikan ada satu abad yang lalu dan masih lestari hingga saat ini. 

Belum lama ini, radarutara.bacakoran.co sengaja mengikuti tradisi ini untuk menjumpai Seorang tokoh masyarakat, di daerah unit 9 Kecamatan giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara,  Suyatmoko namanya, yang turut dalam kegiatan grubyukan. 

Sesepuh yang akrab disapa mbah Moko ini kepada radarutara.bacakoran.co menceritakan bahwa, Grubyukan adalah sebuah tradisi kebersamaan masyarakat dalam mengantarkan seorang pengantin pria kerumah pengantin wanita untuk melaksanakan ijab kobul. 

BACA JUGA:Pilkada, Dempo: Pemuda Jangan Hanya Jadi Penonton

BACA JUGA:ASN dan THL Pemprov Bengkulu Diminta Tetap Istiqamah

Dalam tradisi ini, tuan rumah yang memiliki anak lanang (laki-laki) yang masih joko atau bujangan dan sudah miliki calon istri yang siap untuk dinikahkan dengan cara pesta resepsi, maka beliau akan sambat atau mengajak rembukan tokoh-tokoh masyarakat disekitarnya untuk melaksanakan hajat Grubyukan. 

Kemudian lanjut mbah moko, setelah semua itungan rembuk cocok (ada kesepakatan) antara pihak pengantin laki-laki dan perempuan sudah mencapai kesepakatan, maka pihak pengantin laki-laki akan mendatangi rumah pengantin perempuan dengan mengajak masyarakat disekitarnya.  Dan inilah yang disebut Grubyukan, " Jelas mbak moko. 

radarutara.bacakoran.co sendiri saat mengikuti tradisi Grubyukan pada Kamis 4 Juli 2024 lalu, melihat begitu akrabnya suasana tradisi tersebut.

Dimana ratusan orang menyatu untuk memberikan doa restu dan menyaksikan prosesi ijab kobul sang pengantin hingga selesai. 

BACA JUGA:Bengkulu Dipastikan Siap Jadi Tuan Rumah PPAP

BACA JUGA:Kesbangpol Perkuat Wawasan Kebangsaan Masyarakat

Kedatangan rombongan pengatin pria disambut dengan alunan musik khas Jawa (Kebogiro) yang dinarasikan dengan kata-kata dalam bahasa Jawa, yang menggambarkan ungkapan selamat datang, rasa kebahagiaan, rasa terimakasih dan permohonan maaf serta ungkapan doa dan harapan. 

Usai prosesi penyambutan, kemudian para tamu undangan istirahat sejenak sambil menikmati hidangan yang telah disiapkan, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan prosesi ijab kobul oleh petugas dari KUA setempat yang disaksikan oleh para undangan dan keluarga. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan