Suku Anak Dalam, Orang Rimba Yang Tak Lagi Berimba
Suku Anak Dalam, Orang Rimba Yang Tak Lagi Berimba-Radar Utara/Eri Helmian-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Jika ingin melihat orang pedalaman Sumatera yang masih enggan memakai baju, maka berkunjunglah ke Kabupaten Sarolangun atau Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.
Masih ada ribuan jiwa dari kelompok Suku Anak Dalam yang tersebar di pedalaman Jambi, yang hidup secara tradisional, mengandalkan kekayaan alam.
Kaum lelaki Suku Anak Dalam hanya menggunakan sehelai kain yang dililitkan di bagian pinggang, sementara kaum wanita dari Orang Rimba ini menggunakan kain panjang yang dililitkan pada bagian atas dada dan menutupi hingga bawah lutut.
Kehidupan sehari-hari sebagian dari Suku Anak Dalam dihabiskan dengan mencari sumber makanan yang berasal dari alam liar, berburu hewan, menangkap ikan, mencari buah-buahan, mencari madu, rotan, getah damar dan lainnya.
BACA JUGA:Kelezatan Mie Jepang Warisan Perang
BACA JUGA:Cegah Penuaan Dini! Berikut Ini Deretan Sayuran Yang Menolak Tua.
Kehidupan bebas di rimba merupakan suatu kesenangan bagi Suku Anak Dalam yang dulu sering disebut sebagai Orang Kubu. Tak heran jika upaya pemerintah untuk membuatkan mereka pemukiman sering berakhir gagal.
Bagi Orang Rimba, kekayaan yang sebenarnya adalah memiliki rimba. Mereka tidak terlalu peduli dengan uang, kemajuan jaman atau ramainya perkotaan, yang mereka pikirkan adalah kebebasan mencari nafkah di hutan.
Kendati sudah ada dari kelompok Suku Anak Dalam yang bermukim dan bekerja sebagai petani, penyadap karet atau pemanen sawit, namun tak sedikit dari mereka yang tetap memilih hidup di rimba.
Inilah satu-satunya suku di pulau Sumatera yang benar benar masih bisa dikatakan sebagai kelompok primitif atau terasing, namun bisa berkomunikasi secara baik dengan pihak lain atau orang luar.
BACA JUGA:Seni Membaca Keberuntungan Garis Tangan
BACA JUGA:Bukan Sekedar Cemilan Biasa! Ini 8 Manfaat Konsumsi Ubi Rebus Pada Pagi Hari Bagi Kesehatan
Suku Anak Dalam tidak sulit ditemui di kawasan Bukit Dua Belas dan bisa berkomunikasi secara baik dengan siapapun. Mereka mudah dijumpai, tidak seperti yang sering disebut dengan Suku Mante di Provinsi Aceh, yang katanya ada namun masih sangat misterius.
Di tengah maraknya perambahan hutan akibat pembalakan dan perkebunan skala besar, kehidupan Suku Anak Dalam dari hari ke hari mengalami penghidupan yang kian sulit. Mereka nyaris tak lagi punya rimba dan sumber makanan.