Suku Anak Dalam, Orang Rimba Yang Tak Lagi Berimba
Suku Anak Dalam, Orang Rimba Yang Tak Lagi Berimba-Radar Utara/Eri Helmian-
Orang Rimba tempatnya di rimba, adatnya adat rimba, makannya dari rimba, hidup di rimba, lahir di rimba, mati juga di rimba. Keluhan Orang Rimba di Jambi terkait tergusurnya tempat tinggal mereka sudah sering terdengar, akan tetapi masih sering juga seperti hembusan angin lalu, kurang mendapat kepedulian apa lagi perhatian.
Suku Anak Dalam atau Orang Rimba akan benar benar hilang jika mereka tak lagi memiliki rimba. Teriakan teriakan lirih merekalah sebenarnya yang masih bisa sedikit menahan kerusakan hutan, masih bisa sedikit menghambat laju penghancuran lingkungan.
BACA JUGA:Pengurus Baru FKPDAS Bengkulu Didorong Bersinergi Kelola DAS
Oleh karena itu, keberadaan Suku Anak Dalam perlu sama sama dipikirkan dan dijaga, untuk tetap bisa mewujudkan kondisi alam yang seimbang, untuk bisa mempertahankan kelestarian lingkungan.
Perkebunan memang penting sebagai sumber perekonomian, akan tetapi keberadaan Orang Rimba juga tak kalah penting, karena mereka juga bagian dari bangsa ini.
Biarlah Orang Rimba tetap berimba, tetap ada dan terus hidup di rimba, meski hanya di sebagian kecil rimba Pulau Sumatera, yaitu di Bukit Dua Belas Provinsi Jambi dan sebagian lagi di hutan hutan yang masuk kawasan Provinsi Sumatera Selatan.
Sama seperti Suku Punan Batu di pedalaman rimba Kalimantan, keberadaan Suku Anak Dalam juga bisa menjadi pertanda bahwa Sumatera masih memiliki rimba.