Tata Kelola Arsip di Daerah Masih Belum Standar
Perpustakaan Kabupaten Bengkulu Utara-Radar Utara/Benny Siswanto-
BACA JUGA:Perjuangkan DD Bisa Naik Setiap Tahun
Tak hanya persoalan arsip yang masih belum mendapatkan perhatian lebih serius oleh pemerintah. Perpustakaan, sebagai batang tubuh yang berada di lingkungan lembaga kearsipan daerah, juga tahun ke tahun dihadapkan dengan minat baca yang sangat rendah.
"Minat baca memang sangat rendah sekali. Kami masih mendesain pola yang adaptif, dengan program buku digital," ungkapnya.
Kumpulan buku-buku di dalam rak yang dipajang dalam perpustakaan, praktis sudah menyiratkan bagaimana cetakan-cetakan lintas tahun yang dipajang, nyaris tak tersentuh.
Pemandangan buku-buku "virgin", karena masih dalam sampul yang masih rapi oleh plastik dengan permukaan yang seperti berdebu, adalah persoalan yang terjadi di sektor perpustakaan.
BACA JUGA:Jangan Tembak Atas Kuda! Coklit Oleh Pantarlih Harus Objektif
BACA JUGA:Suami Kerja ke Tambang, Istri Cari Gas. Rumah KPM PKH Air Sebayur Terbakar Habis
Bahkan, Indonesia menempati negara dengan tingkat membaca lantaran memiliki skor yang memprihatinkan rilisan United Nations Educational Scientific and Culture Organization atau UNESCO.
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di bidang pendidikan, keilmuan dan Kebudayaan itu, memberikan skor minta baca masyarakat Indonesia 0,001 persen.
Maknanya, setiap 1.000 orang Indonesia, hanya terdapat 1 orang yang rajin membaca buku sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan.