Setelah Hujan Selepas Perpisahan

ILUSTRASI-Radar Utara/Redaksi-

Cerpen : Dody Widianto 

Rhien, ini surat ke-19. Setelah selesai membaca surat-suratku ini, aku harap engkau tidak lagi jadi pribadi yang amatir. Kamu tahu seperti apa pribadi yang amatir itu? Seorang manusia yang masih terbawa perasaan dengan hinaan.

Masih melambung dengan pujian. Padahal, jika kau sedikit saja mau meluangkan waktu berusaha memperbaiki sedikit demi sedikit kekuranganmu agar menjadi pribadi yang lebih baik, aku yakin kau akan jadi manusia yang paling bermanfaat di muka bumi ini. Kau tahu hal apa yang paling tidak berguna di dunia ini? Manusia yang tidak punya manfaat untuk orang lain.

Jika saja Ron tak muncul dari depan pintu, tangan Rhien tentu tak akan tergesa memasukkan sebuah tulisan tangan dalam kertas kumal yang terbungkus amplop.

Di sana, tertulis nama Gera. Ia tak pernah tahu siapa. Namun, ada lambang hati di bawah nama itu dan tertulis nama latin Rhien yang indah di bawahnya.

BACA JUGA:Menyalakan Semangat Berdikari Energi

BACA JUGA:Berobat Pakai BPJS, Pelayanan Kesehatan Harusnya Makin Mudah

Itu titipan dari Rudi teman sesama pegawai kafe yang menerima dari petugas paket. Rudi bilang pengirimnya tanpa nama dan misterius. Namun, alamat kafe yang dituju memang benar di kafe tempat Rhien bekerja.

“Bagaimana? Sudah kelar beres-beresnya?”

Ron muncul tiba-tiba dan telah berdiri di depan meja kasir. Tepat di depan Rhien. Ia melihat Ron tersenyum lembut. Gurih sekali. Mirip kecap asin.

Ia tak akan bilang senyum Ron manis. Lesung pipinya memang terasa gurih di mata Rhien. Seolah pipi Ron ditaburi penyedap rasa.

“Tunggu aku sepuluh menit lagi Ron.”

BACA JUGA:Menjaga Kelestarian Air Ala Kearifan Lokal Kendal

BACA JUGA:4.000 Kendaraan Ditargetkan Manfaatkan Program Pemutihan Pajak

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan