Pandemi Iklim, Subtitusi Pangan Menjadi Penting
Pandemi Iklim, Subtitusi Pangan Menjadi Penting-Radar Utara/Benny Siswanto-
BACA JUGA:Desa Rama Agung, Miniaturnya Indonesia di Bengkulu Utara. Hidup Berdampingan di Tengah Keragaman
Pasar penjualan hasil produksi yang waktu itu, tidak menjadi bagian mitigasi daerah, membuat petani kelimpungan.
"Dan program baik ini harus disetting sedemikian hingga, agar memberikan secercah kepada masyarakat petani ketika harga komoditi palawija yang kompetitif," serunya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Bengkulu Utara (BU), Kuasa Barus,SP, ketika dibincangi soal ini menyampaikan, pascapanen komoditi palawija itu akan menjadi bagian kerja pemerintah daerah.
"Tentu (pasar hasil produksi,red), akan menjadi bagian program palawija ini," kata Kuasa Barus, di kantornya belum lama ini.
BACA JUGA:Hp Anda Lemot dan Berasa Berat? Berikut Cara Membersihkan Cache Memori Pada Hp Android..
BACA JUGA:Hati-hati! Kebiasaan Ganti Oli yang Bisa Menimbulkan Karat di Ruang Mesin Mobil
Mitigasi di sektor pasar hasil produksi, jabar Barus, langkah yang dilakukan salah satunya dengan dominasi bibit yang akan diberikan kepada petani secara cuma-cuma itu. Mayoritas bibit palawija itu, terus dia adalah jagung.
"Bibit yang dipersiapkan volumenya mencapai 700-an hektar," bebernya.
Dari total alokasi bibit yang dipersiapkan gratis oleh pemerintah, kata Barus, akan dipusatkan di dua wilayah Kecamatan yakni Hulu Palik dan Kerkap.
Pilihan lokus diminasi program, terang dia, pasalnya selama ini kedua wilayah itu, aktivitas pertaniannya didominasi dan potensial dengan segmen pertanian palawija.
BACA JUGA:PNS Yang Maju Pilkada Wajib Mundur
BACA JUGA:Risih Dengan Munculnya Bau Tidak Sedap! Ini Cara Menghilangkan Aroma Tidak Sedap Dari AC Mobil
"Jadi ada pertimbangannya. Selama ini, kedua wilayah tersebut memang palawija," jabarnya.
Lahan potensial di sektor palawija pada kedua wilayah itu, disampaikan Barus memiliki luasa lebih dari 300-an hektar.