Sistem Keuangan Indonesia di Tengah Tensi Tinggi Geopolitik

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) menyebut sistem keuangan Indonesia sepanjang kuartal I-2024 terus terjaga di tengah eksalasi tensi geopolitik.- ANTARA FOTO-

Untuk konsumsi semen, setelah dalam dua bulan terakhir melonjak tinggi pertumbuhannya, pada Maret ini harus terkoreksi sebesar 1,9 persen “Jadi overall konsumen cukup baik. Tapi harus waspada karena beberapa mengalami koreksi. Baik yang sifatnya koreksi karena musiman seperti Ramadan dan hari raya maupun koreksi yang struktural dan jangka panjang,” jelas Sri Mulyani,

BACA JUGA:Kepak Garuda Segera Mengembang di IKN

BACA JUGA:Mempertanggungjawabkan Penggunaan APBN

Nah, bagaimana kondisi situasi geopolitik global? Tentu pemerintah terus memantau dan mewaspadainya.

Pasalnya bila eskalasinya semakin panas, tentu dampak ikutannya bisa memberikan rambatan bagi perekonomian domestik.

Selain eskalasi tensi geopolitik, baik di Benua Biru maupun Timur Tengah, sikap Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang terus menahan tinggi suku bunga acuan untuk waktu yang lama atau higher for longer tentu tetap terus diwaspadai.

Artinya, potensi penundaan dimulainya pemangkasan suku bunga oleh The Fed besar sekali, Penundaan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate (FFR), serta tingginya yield US Treasury telah menyebabkan terjadinya arus modal portofolio keluar dari negara berkembang ke AS. 

BACA JUGA:Surplus Neraca Perdagangan Topang Perekonomian

BACA JUGA:Menko Marves Tekankan Lima Aspek Penting Ini, Demi Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Terlepas dari situasi itu, bangsa ini tetap patut bersyukur. Jaminan pemerintah setelah mereka melakukan rapat KSSK bahwa perekonomian Indonesia, yakni stabilitas sistem keuangan sepanjang kuartal I-2024 tetap terjaga, patur kita syukuri. (*)

 

Sumber Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan