BRIN Kenalkan Metode Nested-PCR untuk Deteksi Penyakit Hewan
BRIN Kenalkan Metode Nested-PCR untuk Deteksi Penyakit Hewan -ngopibareng.id-
Ia juga menambahkan pemeriksaan infeksi ES dengan Whole Genome Sequensing tidak disarankan untuk deteksi cepat, karena memakan biaya yang cukup besar. Deteksi akan jauh lebih efektif dan efisien jika menggunakan kit wizard HMW.
“Dalam upaya deteksi dini, kita juga harus memperhitungkan faktor lain yang berperan dalam penentuan patogenitas, jadi tidak bertumpu pada jumlah atau jenis gen virulen. Identifikasi banyaknya gen virulen yang kami cek dengan PCR tidak berbandig lurus dengan tingkat kematian ikan,” kata Uni.
BACA JUGA: Rumah Panggung, Warisan Nenek Moyang yang Kini Terancam Hilang
BACA JUGA:Lebih dekat dengan RUU Perampasan Aset yang Tak Kunjung Dibahas
Kepala PRV, Harimurti Nuradji selaku berharap semoga webinar ini dapat menajdi wadah untuk sharing pengetahuan bagi seluruh peserta.
Menurutnya, upaya penanggulangan penyakit hewan perlu dilakukan secara bersama, sehingga pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan secara optimal.
“Tantangan menjaga kesehatan hewan semakin besar, perlu penerapan deteksi yang akurat dan cepat, sehingga strategi untuk pengendalian penyakit dapat dilakukan,” ujarnya.
Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), NLP.
BACA JUGA:Hari Kartini 2024, Momentum Kesetaraan dan Kemajuan Pendidikan Indonesia
BACA JUGA:Pilkada Serentak 2024, Bawaslu Seleksi Panwascam
Indi Dharmayanti mengatakan bahwa diagnosa dan deteksi ini adalah langkah penting untuk mencegah efek yang lebih besar dari penyebaran penyakit hewan.
“Saat ini perkembangan teknologi untuk metode deteksi penyakit hewan sudah sangat berkembang. Menurutnya, riset molekuler telah mampu mendeteksi secara cepat dan spesifik, sementara itu biomolekuler untuk karakterisasi organisme agen patogen secara umum dan rekayasa genetik juga sudah banyak diaplikasikan. Semakin cepat deteksi dini dilakukan, maka semakin besar upaya pencegahan untuk menekan penularan penyakit lebih lanjut”, ujar indi.
Dalam webinar tersebut selain terdapat narasumber dari internal BRIN, juga menghadirkan narasumber lain yaitu Ryoko Uemura dari Departement Veterinary Science University Miyazaki Jepang dan Yudhi Ratna Nugraheni dari Departemen Pasitologi Universitas Gadjah Mada.
Ryoko dalam paparanya menyampaikan materi bertajuk penyakit Mycoplasma Disease in Cattle and Important of Examination. Sedangkan Ratna dengan materi berjudul Deteksi Ungulate Malaria Parasite. (*)