Mencintaimu Seperti Filosofi Hujan

ILUSTRASI-playground.com-

Aksara Pradipta dalam penglihatanku adalah laki-laki yang usianya lebih muda, dengan pembawaan yang juga masih jauh untuk dibilang dewasa. 

Aksara duduk di bangku SMA tingkat akhir saat menyatakan perasaannya padaku. 

Tentang bagaimana pertemuan awal kami, kau bisa menyebut itu hanyalah kebetulan. 

BACA JUGA: Doyan Belanja Online! 7 Langkah Ini Agar Kamu Aman, Terhindar Penipuan

BACA JUGA:Menkominfo: Uji Coba Starlink akan Digelar Mei 2024

Aku hanya sedang berkunjung ke perpustakaan kota dan membaca dengan khidmat di halaman depan seperti biasa, dan hari itu Aksara—dengan seragamnya yang kusut dan mencuat dari celana—menabrakku tak sengaja.

Entah dia tak melihatku duduk di atas rumput atau bagaimana, yang jelas buku-buku di pelukannya jatuh berceceran dan salah satunya terlempar ke kolam ikan. Tenggelam sepenuhnya.

Aksara saat itu panik bukan main, tanpa sadar kami mencuri banyak perhatian orang-orang di sekitar. 

Pada akhirnya, aku yang minta maaf dan membantunya untuk bicara pada penjaga perpustakaan. 

Dan aku juga yang membayar dendanya karena laki-laki itu tak menyimpan sepeser pun uang di sakunya.

BACA JUGA:Gubernur Kembali Gulirkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor

BACA JUGA:Bengkulu Utara Matangkan Persiapan Tuan Rumah MTQ Ke XXXVI Tingkat Provinsi. Berikut Jadwal Pelaksanaannya

Pada saat itu, niatku benar-benar hanya menolongnya yang sedang kesusahan. 

Namun Aksara bersikeras meminta nomor teleponku untuk membicarakan kembali uang yang kubayarkan untuk denda. 

Aku kurang suka dihubungi oleh orang yang bukan kenalan, maka kuberikan saja username akun Instagram alih-alih nomor telepon. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan