Wisata Gua Batu Cermin dengan koleksi fosil purba berbentuk terumbu karang dan aneka ikan

Wisatawan menikmati stalagnit di Gua Batu Cermin, Labuhan Bajo, NTT. -Indonesia.go.id/ Bismo Agung-

Saat gua ini diekplorasi secara ilmiah untuk pertama kali oleh Theodore Verhoven pada 1951 silam, arkeolog sekaligus misionaris berkebangsaan Belanda ini meyakini bagian gua tadi merupakan bagian dari ekosistem purba bawah laut termasuk di dalamnya adalah Pulau Flores serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur. 

Ini terjadi ketika seluruh daratan Pulau Flores masih menjadi bagian dari laut purba dan kemudian sebagiannya terangkat menjadi daratan akibat pergeseran yang menyebabkan gempa tektonik besar di Lempeng Indo-Australia di bawah Busur Sunda-Banda yang terjadi 50 juta tahun silam. 

Demikian dikutip dalam laporan penelitian Riza Rahardiawan dan Catur Purwanto dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, mengenai struktur geologi Flores yang dilakukan pada 2014.

BACA JUGA:Menkominfo: Uji Coba Starlink akan Digelar Mei 2024

BACA JUGA:Gubernur Kembali Gulirkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor

Setelah menikmati aneka fosil kehidupan bawah laut di ruang utama, kita dapat beranjak ke ruang lain yang menjadi alasan utama dari nama gua ini. 

Lagi-lagi kita harus berjuang merunduk untuk menuju sebuah ruang luas yang menjadi keistimewaan dari gua ini.

Terdapat bias sinar matahari yang masuk dari sebuah celah besar dan sangat tinggi, tepat di atas kepala kita, menerobos masuk sehingga membuat suasana di dalam gua menjadi terang. 

Pendaran sinar matahari yang masuk ke dalam gua begitu indah dan menarik untuk dijadikan latar berfoto.

BACA JUGA:Bengkulu Utara Matangkan Persiapan Tuan Rumah MTQ Ke XXXVI Tingkat Provinsi. Berikut Jadwal Pelaksanaannya

BACA JUGA:Tes CPNS 2024 Bawaslu, Ini Barisan yang Jadi Prioritas selain Fresh Graduate

Oh iya, pendaran sinar sang surya ini bila terkena dinding batu-batu stalaktit dan stalagmit akan tampak seperti berkilauan dan memantul, persis seperti sebuah cermin.

Ini disebabkan oleh karakternya yang berupa batu karang purba serta berpori. Batuan jenis ini bagus untuk memantulkan sinar dan kurang baik untuk memantulkan suara atau terjadinya resonansi. 

Karena itu, sekeras apa pun kita berteriak di ruang ini, tidak akan menciptakan gema.

Karena keunikan dan keistimewaan gua ini, membuat Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menyempatkan berwisata ke perut bumi Labuan Bajo ini pada 11 Juli 2019 lalu. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan