Banner Dempo - kenedi

Paceklik, Pasar Sepi, Copet Pun Tak Beraksi

Kios relokasi pedagang pasar sepi pengunjung, dipicu lesunya sumbu ekonomi utama di daerah, seperti perkebunan karet dan sawit.-Radar Utara/Benny Siswanto-

BACA JUGA: Usai Diterkam Buaya, Jasad Korban Diantar ke Pinggir Sungai Selagan

Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan Bengkulu Utara (BU), Desman Siboro,SH, tak menyangkal kondisi sawit yang terjadi di daerah saat ini. 

Tidak hanya berada di fase trek, sehingga produksi buah bisa anjlok hingga 50 persen. 

Serangan hama pada tanaman, khususnya tanaman baru, diterangkan Desman Siboro, menjadi salah satu fenomena yang sampai-sampai dilaporkannya ke kementerian. 

"Tim dari kementerian sudah mengambil sampel baik dari batang hingga tanah, tengah dilakukan uji lab," ungkapnya. 

BACA JUGA:Musim Hujan Pasca Lebaran, Waspada Serangan Demam Berdarah

BACA JUGA: Lebong Banjir Bandang, Warga Ketahun Diminta Waspada

Dia juga mengamini soal data lawas, tidak kurang 123 ribu hektar perkebunan sawit penduduk di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), pada tahun 2021 lalu.

"Maka situasi yang terjadi, sangat memberikan dampak yang luas di segala sektor," ungkapnya. 

Begitu juga dengan komoditi karet. Tanaman yang penjualannya belum diserap oleh pabrik di kabupaten ini, tapi ke Kabupaten Bengkulu Tengah. 

Diterangkan Desman, juga mengalami fenomena yang diduga akibat pengaruh iklim. Fase gugur daun, saat ini terjadi dalam durasi waktu yang lebih lama. 

BACA JUGA:Gardu Induk Danau Tes Diterjang Banjir, Listrik Sebagian Wilayah Bengkulu Utara Bakal Padam?

BACA JUGA:Ternyata,. Jeruk Nipis dan 6 Jenis Buah Ini Ampuh Turunkan Kolestrol

Pemulihannya, sontak berakibat pada lesunya perekonomian masyarakat yang disokong oleh komoditi yang rentan monolistik pabrik itu. 

"Keluhan masyarakat, getahnya juga saat ini sedikit. Bahkan ga keluar, saat dideres," pungkasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan