Konflik Timur-Tengah, Rentan Picu Lonjakan Harga BBM
Antrean di SPBU jelang lebaran 1445 Hijriah tahun 2024.-Radar Utara/Benny Siswanto-
BACA JUGA: Replika Raksasa Meriahkan Takbir Keliling Idul Fitri 2024 di Desa Karya Bakti
Ditukil dari laman resmi Pertamina, membaca paparan itu, dalam pekan depan bakal terjadi lonjakan kebutuhan BBM.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengungkap pada H-3 Idul Fitri, konsumsi BBM jenis Pertalite naik hingga 26,9 persen.
Sayangnya, tidak digamblang secara lugas digit kuantitasnya. Pertamax juga bertambah 70.6 persen. Kenaikan konsumsi, hampir terjadi di semua jenis BBM.
Irto Ginting juga bilang, 1.792 SPBU disiapkan 24 jam yang menyebar pada 61 titik kios Pertamina Siaga, 54 unit motoris di lokasi macet dan 200 unit mobil tangki.
BACA JUGA:Sektor Wisata Jadi Sumbu Ekonomi Setiap Masa Liburan
"SPBU di wilayah jalur potensial seperti tol, jalur wisata, dan jalur logistik disiagakan 24 jam," tuturnya.
Memahami Eropa dan Amerika Serikat Mencapai Ketahanan Energi
Mantan Menteri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), @arcandra.tahar, masih terus membagi informasi seputar kebijakan di sektor energi pemerintahan luar negeri.
Lumrah saja, karena kebijakan di luar negeri itu, sangat mungkin memberikan efek domino pada negara-negara lainnya.
BACA JUGA:Hari Pertama Kerja Batas Akhir Penyerahan Berkas Seleksi JPTP
BACA JUGA:Harga Cabai Kian Meradang, Waspadai Inflasi Daerah
Belum lagi, fakta perang yang belum berkesudahan antara Rusia dan Ukraina sejak 2021, juga menjadi aspek yang mempengaruhi kebijakan-kebijakan tidak hanya Amerika, Eropa dan negara-negara maju lainnya.
Banyak negara maju mengubah strategi mereka untuk memenuhi kebutuhan energi pasca konflik Rusia-Ukraina yang mulai terjadi pada akhir tahun 2021.