Ini Jadwal Tutup Pabrik Sawit Sebelum Lebaran, Harga Cenderung Turun
Truk angkutan sawit menuju ke pabrik yang dijadwalkan bakal tutup untuk menyambut lebaran idul fitri.-Radar Utara/Benny Siswanto-
Secara tegas, bahan galian itu meliputi tanah, pasir dan/atau batu. Termasuk juga bahan tambang, bahan bangunan serta hasil perkebunan.
Sawit juga berpotensi menjadi basis ekonomi baru di Provinsi Bengkulu, jika pemerintah daerah nantinya berhasil menembus pasar ekspor.
BACA JUGA:Juni, Gardu Induk Arga Makmur Beroperasi?
BACA JUGA: Hadir di Bengkulu, Kelas Pintar Gelar TO Akbar Persiapan SNBT 2024
Saking seriusnya Gubernur, dikabarkan turut menggagas wadah UMKM yang lebih besar. Tingkat provinsi.
"Ini upaya untuk memiliki akses serta pondasi UMKM yang lebih greget. Karena basisnya tingkat provinsi," ungkapnya, Ketua Asosisiasi UMKM Bengkulu Utara, Harzon Zori, beberapa waktu lalu.
Dia juga mengamini soal data lawas, 123 ribu hektar perkebunan sawit penduduk di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), pada tahun 2021 lalu.
Sebaran sawit dengan luas itu, kata Harzon, memungkinkan untuk memasok bahan baku sebanyak 25 ton perminggunya.
BACA JUGA:Bukber di Rena Jaya, Imron Rosyadi : ASA Itu Harapan, Saya Titip Arie Agar jadi Bupati
BACA JUGA:Bantuan Kemanusiaan Pemerintah Indonesia Tiba di Port Sudan
"Uji sampling ke beberapa perusahaan eksportir di Jakarta, sudah dilakukan. Spesifikasi lidi yang dikirimkan sebagai sampel, memenuhi syarat," bebernya.
Proses perizinan lainnya, kata Harzon, memang masih harus dipenuhi.
Namun dengan dukungan secara birokrasi dan politis oleh Gubernur, dirinya meyakini niatan membangun ekosistem UMKM yang lebih memberdayakan masyarakat, bisa terwujud.
"Kita awali dari lidi. Nanti terus kita kembangkan dengan potensi-potensi lain yang masih sangat banyak. Tapi kita butuh permulaan tentunya," jelas dia.
BACA JUGA:Menkop UKM Dukung Perkembangan Serat Rami Dongkrak Industri Tekstil Nasional