Hijau dan Hitam Sama Segarnya, Sama Khasiatnya
Sejumlah pekerja sedang membuat cincau hitam di Desa Tanjungsari, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jatim. Memasuki bulan Ramadhan, permintaan cincau hitam meningkat signifikan. -ANTARA/IST-
BACA JUGA: Sah, Per Tanggal 4 Maret 2024, Berganti Nama Menjadi Polsek Ulok Kupai
Untuk memproduksi cincau hitam tidak memerlukan teknologi yang rumit.
Bahannya adalah ranting-muda dan daun-daun cincau Mesona palustris yang telah dikeringkan dan dibersihkan.
Bahan nabati itu direbus dimasak dengan panci atau drum selama dua tiga jam, dengan tambahan tepung tapioka (pati) dan sedikit abu merang padi untuk tambahan mineral. Aduk selama proses pemasakan.
Hasilnya adalah larutan warna hitam yang berkilat. Larutan itu disaring guna memisahkan ampasnya, lalu dituang ke loyang-loyang atau kaleng-kaleng.
Untuk menghasilkan 500 liter cincau diperlukan 40--50 kg daun cincau segar. Setelah cukup dingin akan menjadi cincau hitam yang bertekstur lembut dan kenyal.
BACA JUGA: Pemdes Air Petai Titik Nol 4 Item Pembangunan Fisik dan BLT-DD TA 2024
BACA JUGA: Pemdes Bukit Berlian Eksekusi DD Tahap I TA 2024, Penyaluran BLT-DD hingga Fisik
Cincau bisa tahan sampai 3 hari--4 hari, bahkan lebih lama bisa disimpan di kulkas.
Sebagian besar (98 persen) bahan cincau hitam adalah air. Konsentrat yang dua persen itu mengandung mineral, karbohidrat, serta vitamin A, B1, dan C.
Sebagian masyarakat percaya, cincau hitam punya khasiat menurunkan panas badan, panas dalam, mencegah gangguan pencernaan serta menurunkan tekanan darah tinggi.
Di dalam tubuh manusia, serat cincau dipercaya bisa mengikat gula dan lemak sehingga bermanfaat untuk mencegah penyakit diabetes mellitus, jantung, serta stroke.
BACA JUGA:Bersama Menyiapkan Mudik Ceria Penuh Makna
BACA JUGA: Indonesia Serukan Situasi HAM di Palestina dalam Sidang Dewan PBB Sesi ke-55
Proses produksi cincau hijau tak kalah sederhananya. Bahannya daun tumbuhan merambat Cyclea barbata, yang banyak ditemukan di lantai hutan tropis basah Asia Tenggara.