Mengendalikan Harga Beras di Bulan Ramadan
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Beras untuk lebaran dipastikan aman. ANTARA FOTO/ M Risyal Hidayat.--
BACA JUGA:Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan, dalam keterangan tertulisnya, meminta pemerintah agar menggelontorkan stok yang dimiliki di gudang-gudang beras dan penggilingan ke pasar-pasar tradisional. Di sisi lain, IKAPPI juga meminta pemerintah untuk menggenjot produksi di 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan, kenaikan harga beras yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, bukan hanya faktor El Nino.
Sejumlah faktor tersebut, di antaranya, kenaikan ongkos input produksi seperti pupuk, benih, sewa lahan, upah pekerja, dan lainnya.
"Kita dalam delapan bulan terakhir mengalami defisit beras karena konsumsi lebih besar dari produksi. Kebutuhan nasional kita itu di kisaran 2,5--2,6 juta ton tiap bulannya. Sedangkan surplus beras kita di 2023 lalu sebanyak 340.000 ton. Sekarang ini harga GKP sudah mulai turun di kisaran Rp7.100 per kilogram," jelas Arief.
BACA JUGA:Indonesia dan Prancis Tingkatkan Kerja Sama Bisnis di Bidang Maritim
BACA JUGA:Royalti Perkuat Industri Musik Nasional
Dalam pengamatan Arief, kenaikan harga beras salah satunya terjadi lantaran masih mahalnya harga gabah kering panen (GKP) di kisaran Rp8.600 per kg pada Januari hingga awal Februari 2024. Cara mudah mengetahui harga beras menurutnya adalah dengan menghitung dua kali lipat dari harga GKP.
Cara Menurunkan Harga
Pemerintah, sebagaimana dilaporkan media Kementerian Kominfo GPR News, telah melakukan beragam cara untuk menurunkan harga beras.
Di antaranya melalui penguatan cadangan beras pemerintah dan turun langsung menggelar operasi pasar di berbagai tempat.
Bulog telah menggelontorkan beras SPHP baik ke pasar tradisional maupun di ritel-ritel modern. Bulog juga telah membanjiri beras SPHP ke Pasar Induk Cipinang.
BACA JUGA:Pelabuhan Berkelas Dunia Ada di Makassar
BACA JUGA: Jaminan Pupuk Bersubsidi Cukup